SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono (kedua dari kiri), membuka kembali objek wisata Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar, Jumat (3/7/2020). (Solopos.com-Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Karanganyar yang menjalani isolasi mandiri rata-rata lebih cepat sembuh.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Karanganyar, Juliyatmono, mengklaim hal itu. Dia menuturkan rata-rata pasien Covid-19 Karanganyar yang dinyatakan sembuh lebih cepat setelah menjalani isolasi mandiri. Juliyatmono menyebut salah satu faktornya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Anak 7 Tahun Asal Wonogiri Meninggal Dunia Usai Hanyut di Sungai Belik Pucung, Si Ibu Belum Ditemukan

"Ya kan mereka isolasi mandiri. Diminta isolasi mandiri karena tidak mempunyai gejala. Fisik sehat. Enggak memiliki komorbid, kemungkinan," kata Juliyatmono saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (1/11/2020).

Kondisi tersebut berbeda dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit. Fokus pasien di rumah sakit adalah mengobati penyakit penyerta. "Kalau yang di rumah sakit kan yang disembuhkan adalah penyakit penyerta. Relatif memerlukan waktu," tutur dia.

Masih Dilarang Beroperasi, Sejumlah Objek Wisata di Wonogiri Nekat Buka Saat Pandemi

Data yang dihimpun Solopos.com dari akun Instagram Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar pada Sabtu (31/10/2020), jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 199 orang. Dari jumlah itu 106 orang menjalani isolasi mandiri dan 93 orang menjalani rawat inap.

"Semua tinggal menunggu waktu untuk sembuh. Pasien yang dirawat di rumah sakit itu tidak hanya di rumah sakit Kabupaten Karanganyar. Ada banyak pilihan. Di Kota Solo maupun Kabupaten Sukoharjo," ungkapnya.

Buka Lagi Senin, Pedagang Pasar Harjodaksino Solo Mulai Masukkan Barang Dagangan

Pada akhir obrolan, Yuli, sapaan akrabnya, berharap masyarakat lebih peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar selama pandemi Covid-19. Salah satu hal yang jadi perhatiannya adalah kebiasaan tilik tangga.

"Jangan sampai muncul lagi klaster tilik wong lara. Tilik orang sakit di rumah sakit maupun di rumah. Itu mesti dipantau betul oleh perangkat di desa, RT/RW, maupun warga setempat."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya