SOLOPOS.COM - RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo. (Solopos/Indah Septiyaning W.)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Jumlah pasien yang menghuni bed isolasi khusus Covid-19 di RSUD Ir Soekarno Sukoharjo jauh berkurang pada pekan ini. Dari total 70 bed atau tempat, hanya 26 yang terisi.

Artinya ada lebih dari separuh jumlah bed isolasi yang kosong di rumah sakit rujukan Covid-19 tersebut. Meski tingkat keterisian bed isolasi turun, rumah sakit diminta tetap meningkatkan tata kelola penanganan pasien Covid-19 guna menekan angka kematian atau mortality rate yang fluktuatif.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang Solopos.com peroleh, Rabu (24/2/2021), tempat tidur atau bed ruang isolasi RSUD Ir Soekarno saat ini hanya terisi 26 bed dari total 70 bed. Sebelumnya, ruang isolasi RSUD Sukoharjo ini hampir penuh saat terjadi lonjakan jumlah pasien Covid-19.

Baca Juga: Jumlah Kasus Covid-19 Solo Terus Menurun, RS Ingin Alihfungsikan Ruang Isolasi 

Ekspedisi Mudik 2024

Saking banyaknya pasien, mereka harus menunggu giliran untuk bisa ditempatkan di ruang isolasi guna mendapatkan perawatan medis. Kasubag Humas dan Informasi RSUD Ir Soekarno Sukoharjo, Agus Setyawan, mengatakan tingkat keterisian bed ruang isolasi menurun secara perlahan sejak penerapan PPKM hingga PPKM mikro.

Kini, jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di ruang isolasi kurang dari separuh jumlah total bed di rumah sakit. “Hanya terisi 26 bed dari total jumlah bed sekitar 70 bed. Ada penurunan jumlah pasien positif yang dirawat di ruang isolasi meski tidak signifikan,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com di Sukoharjo, Rabu.

Agus menyebut RSUD tersebut selalu berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sukoharjo ihwal penanganan dan pelayanan pasien Covid-19. Hal ini agar seluruh pasien Covid-19 terutama yang bergejala berat bisa segera tertangani.

Baca Juga: 47 Motor Disita Polisi di Panularan Solo, Sebagian Motor Lawas dan Langka

Peningkatan Tata Kelola

Saat terjadi lonjakan pasien Covid-19, bangsal perawatan ditambah agar para pasien Covid-19 bisa ditangani secara cepat. Strategi penambahan daya tampung itu bagian dari peningkatan tata kelola pelayanan kesehatan rumah sakit.

“Mudah-mudahan kurva pandemi Covid-19 semakin turun dan melandai di Sukoharjo. Sehingga tak ada lagi yang dirawat di ruang isolasi rumah sakit rujukan Covid-19,” ujarnya.

Pada sisi lain, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan penambahan jumlah pasien positif selama periode 15 Februari-21 Februari lebih sedikit dibanding satu pekan sebelumnya. Jumlah pasien positif selama 15 Februari-21 Februari sebanyak 145 kasus. Sedangkan jumlah pasien positif pada sepekan sebelumnya sebanyak 167 kasus.

Baca Juga: Mengenal Putra-Putri Mahkota Politikus Soloraya, Akankah Mereka Sesukses Ayahnya?

Dari 145 kasus baru positif Covid-19 itu, 88 pasien positif atau sekitar 60,7 persen menjalani isolasi mandiri di rumah. Sedangkan pasien positif dengan gejala yang menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 57 orang atau sekitar 39,3 persen.

“Penurunan kasus harian Covid-19 berimplikasi pada berkurangnya tingkat keterisian ruang isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19. Saya berharap tren penurunan kasus Covid-19 hingga penerapan PPKM mikro jilid II,” paparnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo ini menyampaikan angka kematian atau mortality rate pasien positif fluktuatif. Pada pekan ini, jumlah pasien positif yang meninggal dunia sebanyak 18 orang. Sehingga, jumlah total pasien positif yang meninggal dunia sebanyak 314 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya