SOLOPOS.COM - Beberapa petugas DKP sedang membersihkan dan memungut sampah di depan Bank BCA Jl Slamet Riyadi, Solo, Kamis (15/11/2012). (Foto: M Khamdi/JIBI/SOLOPOS)

Beberapa petugas DKP sedang membersihkan dan memungut sampah di depan Bank BCA Jl Slamet Riyadi, Solo, Kamis (15/11/2012). (Foto: M Khamdi/JIBI/SOLOPOS)

SOLO—Kirab 1 Suro, telah berakhir Kamis (15/11/2012) dini hari. Sampah makanan berupa kulit kacang, plastik, kertas dan jagung tercecer dan berserakan di sepanjang jalan yang dilalui peserta Kirab 1 Sura.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemandangan sampah yang merusak keindahan Kota Solo itu seolah menjadi tradisi tahunan. Ya, karena setiap kali dihelat upacara adat yang dilanjutkan Kirab 1 Sura, maka keesokan harinya Kota Solo bak lautan sampah.

Pemandangan kotor itu tak lain karena ulah penonton acara kirab yang mengabaikan kebersihan lingkungan sekitar. Tidak hanya itu, beberapa rumput di depan Rumah Tahanan Negara (Rutan) kelas I Solo rusak.

Ada pula sebuah pot bunga yang pecah dengan dugaan dimanfaatkan sebagai tempat duduk oleh penonton kirab.

Ceceran sampah paling banyak terlihat dari perempatan Nonongan, Jl Slamet Riyadi hingga Bundaran Gladak. Sementara sampah di Jl Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon tak terlalu banyak. Lain halnya di Jl Veteran, sisa sampah dari penonton sudah tercampur dengan sampah rumah tangga.

Penghuni sekitar seolah turut menyumbangkan kotoran sampah karena tahu kalau esoknya bakal dibersihkan oleh petugas. “Seperti inilah kondisi tiap tahun. Selain ada sampah dari acara kirab, ada pula warga sekitar yang turut mengotori jalanan dengan membuang sampah sembarangan,” papar petugas kebersihan DKP, Tatang, 35, saat berbincang dengan Solopos.com, disela-sela aktivitasnya membersihkan sampah di Jl Veteran, Serengan, Solo, Kamis.

Atas kondisi seperti itu, menurut Tatang, membuat petugas kebersihan harus kerja ekstra. Petugas kebersihan yanhg semestinya berangkat kerja pada pukul 05.00 WIB terpaksa berangkat lebih awal.

“Jika mengetahui seperti ini, ya saya tidak bisa mengeluh. Kalau mengeluh kepada siapa? Wong ini sudah menjadi tugas dan kewajiban,” terang Tatang yang sudah hapal dengan sampah berserakan pasca acara Kirab 1 Sura.

Jika Tatang menerima resiko pekerjaannya, lain ceritanya dengan petugas kebersihan DKP yang berdinas di Jl Yos Sudarso, Yasin, 41. Pria yang sudah belasan tahun bekerja sebagai petugas kebersihan ini menuntut pihak Keraton Solo memberikan uang lemburan atau tambahan.

“Semestinya ada uang tambahan bagi petugas kebersihan. Karena pihak Keraton yang punya hajat mengadakan upacara Kirab,” terang pria asal Dawung Kulon, Serengan, ini.

Petugas lainnya, Agus, 35, menyayangkan perilaku penonton kirab yang mengotori dan merusak Taman Kota Solo. “Setelah saya cek memang ada taman rusak. Kejadian ini hampir ada setiap ada event Kirab 1 Sura,” papar warga Pajang, Laweyan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya