SOLOPOS.COM - Proses pemakaman korban meninggal dunia kecelakaan tunggal Minibus Panca Tunggal di Dusun Kepuh Kulon RT 002/RW 003, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri pada Senin (21/11/2022). Enam korban dimakamkan hampir dalam waktu yang sama di TPU Geneng dan dua korban lainnya dimakamkan di TPU Gunung Cilik, Desa Kulurejo, Kecamaran Nguntoronadi, Selasa (22/11/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Desa (Pemdes) Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, mengimbau warganya tak lagi melakukan acara tilikan secara beramai-ramai.

Imbauan itu dikeluarkan agar peristiwa kecelakaan tunggal minibus yang membawa rombongan tilik bayi ke Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Senin (21/11/2022) malam, tak terulang. Sebagaimana diketahui, peristiwa nahas itu mengakibatkan delapan orang meninggal dunia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Desa (Kades) Kulurejo, Aris Hartanto, menyebut acara tilikan di desanya biasa dilakukan beramai-ramai, di antaranya termasuk tilik bayi. Warga tak puas acara tilikan dilakukan dengan perwakilan.

“Kalau perwakilan enggak enak istilahnya,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (23/11/2022).

Namun seusai tilik bayi di Desa Bumiharjo, Senin lalu, Aris mengimbau warganya melalui Ketua RT dan RW agar tak melakukan acara tilik bayi beramai-ramai.

Baca Juga: Pantai Sembukan, Hidden Gem di Paranggupito Wonogiri yang Cocok Buat Healing

“Kemarin [Selasa, 22 November 2022] Pak RT sudah kami imbau, kalau tilikan dilakukan perwakilan saja,” tutur Aris.

Kepala Dusun (kadus) Bendungan, Taryanto, mengaku telah mengimbau warganya agar tak melakukan acara tilikan beramai-ramai. Adapun jika harus dilakukan bersamaan, menurutnya, moda transportasi yang digunakan warga harus memenuhi standar.

“Imbauan sudah kami teruskan kepada ibu-ibu PKK dan RT. Sebenarnya tradisi tilik bayi rombongan adalah bentuk solidaritas, gotong royong. Namun kecelakaan delapan warga meninggal dunia itu harus disikapi bersama. Kami imbau tilikan beramai-ramai tidak dilakukan lagi,” terang Taryanto kepada Solopos.com, Rabu.

Ia menekankan, kegiatan tilikan warga di masa mendatang hanya dikhususkan bagi warga yang memiliki ikatan keluarga. Pasalnya rombongan tilik bayi yang dilakukan 43 warga hingga mengakibatkan kecelakaan tak hanya diikuti keluarga besar, tapi juga tetangga.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Sopir Minibus Maut di Nguntoronadi Wonogiri Jadi Tersangka

“Biasanya hanya keluarga. Sebenarnya yang ikut rombongan tilik bayi kemarin harusnya 10 orang, mereka yang betul-betul punya ikatan keluarga. Sedangkan 33 orang lainnya berstatus tetangga. Saya enggak tahu kok bisa sebanyak itu,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, penumpang minibus KSU Panca Tunggal itu merupakan rombongan tilik bayi berasal dari Dusun Bendungan, Desa Kulurejo, sebanyak 43 orang. Kecelakaan itu terjadi seusai mereka menjenguk warga yang baru saja melahirkan di Dusun Kepuh Kulon RT 002/RW 003, Desa Bumiharjo.

Camat Nguntoronadi, Endrijo Raharjo, menyebut ada dua hal yang menyebabkan minibus mengalami kecelakaan tunggal. Pertama, minibus tak kuat melintasi jalan yang berkontur menanjak. Di ujung tanjakan, minibus tersebut menggelondor ke belakang lalu terperosok ke kolam yang berada di kanan jalan.

Kedua, jumlah penumpang minibus melebihi kapasitas. “Kursi penumpang minibusnya hanya 16 orang. Tapi penumpangnya mencapai 40-an orang. Jadi memang melebihi kapasitas,” ucap Endrijo saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga: Sejumlah Bangunan Dibongkar, Penataan WGM Wonogiri Dimulai Awal Desember 2022

Tercatat ada delapan penumpang yang meninggal dunia dan 14 penumpang mengalami luka-luka. Jasad enam korban meninggal dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Geneng di Dusun Sambeng, sedangkan dua korban meninggal lainnya di TPU Gunung Cilik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya