SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI — Kandungan bakteri coliform dalam air yang dikonsumsi warga penderita diare di Kecamatan Puhpelem belum lama ini, melebihi ambang batas. Jumlah bakteri colifrom dalam sampel di dua sambungan rumah (SR) mencapai 2.400 ppm (part per milion). Sementara itu di kalangan warga setempat beredar kabar ada warga yang mengalami flu singapura. Padahal, batas aman kandungan coliform hanya 50 ppm.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, Widodo, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (21/5/2013), menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap air sumber Nguneng yang tersambung ke dua rumah warga di Desa Puhpelem sudah bisa dilihat Selasa. Hasil tersebut menunjukkan kandungan coliform pada air yang dikonsumsi warga setempat mencapai 2.400 ppm.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dengan hasil itu berarti kandungan coliform di kawasan tersebut jauh melebihi ambang batas. Karena batas amannya adalah 50 ppm. Kami sudah instruksikan puskesmas untuk lebih hati-hati menggunakan air yang mereka konsumsi,” terang Widodo.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, diduga air yang biasa dikonsumsi warga itu tercemar kotoran manusia alias tinja yang mengandung coliform dalam jumlah tinggi. Namun, Widodo menegaskan hasil laboratorium itu belum lengkap sehingga belum sepenuhnya mengarahkan pada kesimpulan penyebab diare. Pihaknya masih menunggu hasil laboratorium terhadap sumber air Nguneng yang kini tengah diperiksa di laboratorium UGM Jogja.

Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Wonogiri, Supriyo Heriyanto, menambahkan sembari menunggu hasil pemeriksaan sampel air di UGM, pihaknya telah meminta warga mengubah cara memasak air dengan menambah lama waktu saat air mendidih. Selain itu, disarankan pula warga membubuhkan kaporit untuk menghilangkan bakteri pada sumber air.

“Selanjutnya perlu dibangun born kaptering yaitu bak untuk mengontrol dan sekaligus mendistribusikan air ke sambungan rumah,” lanjut Supriyo.

Pada bagian lain, sumber Solopos.com, di Desa Puhpelem, mengaku mendapati sejumlah warga di Desa Puhpelem dan Desa Giriharjo mengalami flu singapura. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bentol-bentol di kaki, tangan dan mulut. Dia menyebut, flu unik tersebut menimpa sejumlah siswa di salah satu SD di daerah itu.

Sementara itu, Kepala Puskemas Puhpelem, Arif Wibowo, mengaku mendengar kabar ada sejumlah anak mengalami flu singapura. Namun, Arif menyebut penyakit itu kabarnya hanya diderita satu atau dua anak saja. Itu pun dia anggap normal, sebab sejauh ini setiap bulan hampir selalu ada paling tidak satu anak menderita flu tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya