SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang sayur dan buah menjajakkan dagangan mereka di Pasar Wedi, Klaten, Jumat (2/11/2012). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS)


Sejumlah pedagang sayur dan buah menjajakkan dagangan mereka di Pasar Wedi, Klaten, Jumat (2/11/2012). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten akan merevitalisasi Pasar Wedi pada 2013. Revitalisasi salah satu pasar tradisional di Klaten itu membutuhkan dana senilai Rp18 miliar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pantauan Solopos.com di Pasar Wedi, Jumat (2/11/2012), ratusan pedagang menjajakkan barang-barang pada dasaran los yang sudah rusak permukaannya. Sebagian tiang penyangga los tampak keropos. Sebagian atap yang terbuat dari seng juga sudah terlepas.

“Kalau musim hujan, lantainya becek karena atap pada bocor. Selain itu, permukaan lantai lebih rendah dari jalan sehingga air hujan mengalir ke dalam pasar,” ujar Sumi, 46, salah seorang pedagang bumbon.

Kepala Dinas Perindustrian Pendagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Klaten, Sugiharjo Sapto Aji, menuturkan kondisi Pasar Wedi mendesak diperbaiki. Dia mengakui, kondisi bangunan sudah tidak layak digunakan aktivitas jual beli.

Untuk itu, Pemkab Klaten berencana merevitalisasi pasar tradisional ini pada 2013. Total dana yang dibutuhkan untuk merevitalisasi Pasar Wedi senilai Rp18 miliar. Dana tersebut berasal dari dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat senilai Rp10 miliar, APBD Provinsi Jawa Tengah senilai Rp5 miliar dan APBD Klaten senilai Rp3 miliar.

“Sebagai persiapan, kami sudah mengalokasikan dana untuk pembuatan DED [detailed engineering design]. Dalam jangka dekat, DED akan dipaparkan kepada Pak Bupati untuk mendapatkan masukan,” terang Sapto Aji.

Selain menyelesaikan DED, Pemkab Klaten juga mencari lokasi darurat sebagai tempat penampungan sementara untuk aktivitas jual beli. Jumlah pedagang relatif banyak yakni mencapai sekitar 650 orang sehingga dibutuhkan lokasi darurat yang cukup luas.  “Semua pedagang baik itu pengguna kios, los, maupun adegan harus ditampung di dalam pasar nantinya. Mereka yang tercatat sebagai pedagang lama akan diprioritaskan mendapatkan tempat,” kata Sapto Aji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya