SOLOPOS.COM - Sejumlah petugas dari UPT Pasar Cepogo melakukan pengukuran di lokasi Pasar Sayur Cepogo, Senin (5/5/2014). (JIBI/Solopos/Septhia Ryanthie)

Solopos.com, BOYOLALI–Kondisi Pasar Sayur Cepogo saat ini terancam overload atau kelebihan kapasitas. Saat ini, jumlah pedagang di pasar sayur terbesar di Jateng itu mencapai sekitar 350 orang.

Kepala UPT Pasar Cepogo, Joko Prihanto, mengakui dari awal pasar tersebut diresmikan, belum ada penataan terkait pedagang. Sejauh ini, jumlah pedagang juga terus bertambah. Saat ini, diperkirakan jumlahnya sudah mencapai batas maksimal pedagang menempati pasar tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jika nanti ditambah jumlah pengunjung maupun pembeli, maksimal 300 orang, sehingga kalau dijumlah total sekitar 600 orang. Jika hal ini tidak ditata, dikhawatirkan membuat pengunjung maupun pembeli tidak nyaman belanja di pasar ini,” ungkap Joko ketika ditemui wartawan di sela-sela aktivitas di Pasar Sayur Cepogo, Senin (5/5/2014).

Untuk mengantisipasi kelebihan kapasitas yang mengakibatkan ketidaknyamanan itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Boyolali, kemarin, mulai menata pasar tersebut. Penataan dimulai dengan pengukuran area pasar dan pendataan pedagang, hingga nantinya penataan lokasi serta area parkir pasar. Setelah diukur, lokasi itu diberi tanda dengan menggunakan cat. Selanjutnya, penataan pedagang juga penataan terhadap areal parkir, kebersihan, dan pengelolaan sampah.

Lebih lanjut Joko menerangkan pendataan pedagang juga dilakukan menyusul rencana penyerahan pengelolaan pasar tersebut ke Pemkab Boyolali. Selama ini, pasar sayur yang diklaim terbesar se-Jateng ini masih dikelola Kementerian Perdagangan (Kemendag).

”Pendataan pedagang ini untuk memberikan data yang akurat jumlah pedagang, sebelum pasar ini diserahkan pengelolaannya atau dihibahkan kepada Pemkab,” imbuh dia.

Joko menyebutkan hibah pasar dari Kemendag kepada Pemkab Boyolali direncanakan tahun ini, sehingga ke depan, pengelolaannya dilakukan secara mandiri oleh Pemkab.

“Omzet dari Pasar Sayur Cepogo hingga saat ini rata-rata bisa mencapai Rp 1 miliar setiap pekannya,” ungkap Joko.

Ditemui terpisah, Ketua Komisi II DPRD Boyolali, Dwi Adi Agung Nugroho, meminta Disperindag segera meminta kepastian terkait hibah Pasar Sayur Cepogo dari Kemendag kepada Pemkab. Sebab diharapkan setelah dikelola oleh Pemkab, pasar tersebut dapat secara optimal menjadi sentra komoditi sayuran di Boyolali bagian barat.
“Tentunya dengan dikelola Pemkab secara mandiri, kontribusinya kepada PAD [pendapatan asli daerah] Boyolali bisa optimal,” tegas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya