SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang di lantai II Pasar Kadipolo, Solo, tengah menunggu pembeli, Minggu (29/7/2012). Pedagang meminta Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) untuk memperbaiki atap pasar di lantai II yang terbuat dari asbes. Karena pada siang hari, udara terasa panas. (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Pasar tradisional Solo, Pemkot menyiapkan anggaran Rp1 miliar untuk membangun zona khusus daging.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo siap menggelontorkan dana Rp1 miliar untuk pembangunan los daging Pasar Kadipolo pada tahun ini. Dana tersebut sebelumnya akan digunakan Pemkot untuk perbaikan Pasar Gede sisi timur, namun batal dikerjakan.
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo Subagiyo mengatakan pembangunan los daging Pasar Kadipolo bakal mengacu pada kondisi los daging di Pasar Tanggul. Konsepnya, los daging dibangun zona khusus yang terpisah dan tertutup sehingga tidak menimbulkan bau menyengat di area pasar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Zona khusus itu memerlukan sistem drainase yang cukup lengkap,” kata Subagiyo ketika dijumpai Solopos.com, Selasa (23/2/2016).

Menurut Subagiyo, pedagang daging harus bisa mengakses air bersih secara mudah. Selain itu lapak yang digunakan pedagang harus terbuat dari logam agar mudah dibersihkan. Pembangunan zona khusus daging Pasar Kadipolo bakal menelan anggaran Rp1 miliar. Dana berasal dari pos dana alokasi khusus (DAK) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Rp500 juta dan dana pendamping APBD Kota Solo Rp500 juta. Dana itu sebelumnya akan digunakan untuk perbaikan bangunan Pasar Gede sisi timur, tapi dibatalkan Pemkot. Penyebabnya, dana tidak diperbolehkan untuk rehabilitasi bangunan.

“Jadi dana kami alihkan untuk pembangunan los daging di Pasar Kadipolo. Los daging perlu dibangun karena jumlah pedagang dagingnya cukup banyak, ada 40 pedagang,” kata Subagiyo.

Subagiyo mengatakan mayoritas pasar tradisional belum memiliki zona khusus untuk berjualan daging dan ikan. Para pedagang yang berjualan daging dan ikan masih bercampur dengan pedagang lainnya. Kondisi ini dinilai memang tidak ideal. Sebab, barang dagangan berupa daging dan ikan basah seharusnya ditempatkan secara terpisah. Alasannya, daging dan bakteri rentan terkena bakteri dan mikroorganisme.

“Daging yang diletakkan di tempat yang terbuka lebih mudah dihinggapi lalat. Komoditas daging dan ikan juga memerlukan tempat khusus untuk mencegah bau anyir menyebar ke seluruh pasar,” katanya.

DPP mencatat hingga saat ini baru delapan dari 44 pasar tradisional di Kota Solo yang telah memiliki ruang khusus untuk berjualan daging. Rencananya, DPP membangun zona khusus daging dan ikan di sejumlah pasar tradisional. Pembangunan akan dilakukan secara bertahap mengingat dibutuhkan anggaran besar untuk membangunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya