SOLOPOS.COM - Kondisi Pasar Sibela yang sepi pengunjung, terlihat hanya beberapa warga yang melakukan transaksi jual beli di pasar tersebut, Sabtu (13/6/2015). (JIBI/Solopos/Abdul Jalil)

Pasar tradisional Sibela di Mojosongi selesai direvitalisasi namun justru sepi pengunjung.

Solopos.com, SOLO-Sejumlah pedagang Pasar Sibela, Mojosongo, mengeluhkan sepinya pengunjung di pasar yang baru diresmikan tiga bulan lalu itu. Atas kondisi ini banyak pedagang yang tidak berjualan di pasar tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan solopos.com, Sabtu (13/6/2015) sekitar pukul 09.00 WIB, hanya sekitar puluhan pengunjung yang datang di pasar tersebut. Banyak pedagang yang hanya bersantai dan mengobrol dengan sesama pedagang pasar. Selain itu, sejumlah lapak permanen yang telah disediakan pemerintah juga terlihat kosong dan tidak dipakai pedagang.

Seorang pedagang di Pasar Sibela, Triyono, 45, mengatakan kondisi pasar memang sudah lama sepi, pengunjung pasar kian hari juga kian minim. Sepinya pengunjung ke pasar ini tentunya berdampak pada minimnya penghasilan yang didapat pedagang.

Dia juga mengatas atas kondisi tersebut sejumlah pedagang yang awalnya berjualan di dalam pasar kini mereka kembali berjualan di pinggir Jl. Jayawijaya, Mojosongo. Menurut dia, banyaknya pedagang yang berjualan di pinggir jalan juga menajdi salah satu penyebab sepinya pengunjung di pasar tersebut.

“Selain lokasi pasar yang kurang strategis, banyaknya pedagang yang berjualan di pinggir jalan juga mempengaruhi tingkat pengunjung. Karena, masyarakat lebih memilih belnja di pinggir jalan dari pada belanja di pasar,” jelasnya saat berbincang dengan solopos.com.

Dia mengakui saat ini hanya bisa mendapatkan uang drai berjualan sekitar Rp50.000 per hari. Padahal pada awal peresmian pasar, pendapatannya bisa mencapai Rp100.000 per hari.

Hal senada juga dikatakan pedagang sembako di pasar tersebut, Winarni, 38. Dia juga mengatakan ada sejumlah pedagang yang berhenti berjualan dan beralih menjadi buruh di perusahaan. Ini karena pendapatan di pasar sudah tidak bisa diandalkan untuk menutupi kebutuhan hidup.
Lebih lanjut, dia berharap pemerintah segera menertibkan pedagang yang berjualan di sepanjang Jl. Jayawijaya, dan memaksanya untuk kembali menggunakan lapak dagangan yang telah disediakan di dalam pasar.

Menurut dia, jika pedagang bisa masuk semua di dalam pasar, tentunya akan mendatangkan pembeli dan membuat pasar lebih ramai. “Kalau yang jualan kebutuhan pokok di dalam pasar semua, otomatis warga yang mau membel kebutuhan akan beli di pasar,” kata dia.

Lurah Pasar Sibela, Mujiono, menyampaikan pihaknya telah memberi surat peringatan kepada pedagang yang masih berjualan di Jl. Jayawijaya untuk kembali menempati lapak yang telah disediakan di Pasar Sibela. Ini dilakukan supaya para pedagang mau berjualan di dalam pasar dan membuat pasar kembali ramai.“Kami sudah sering meminta pedagang untuk menggunakan lapaknya kembali,” katanya kepada solopos.com.

Untuk menarik pengunjung ke Pasar Sibela, lanjut dia, biasanya pihaknya menggandeng sejumlah dealer motor untuk menyelenggarakan hiburan di pasar. Namun, kegaiatan tersebut memang tidak bisa dilakukan setiap hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya