SOLOPOS.COM - Suasana kios milik pedagang di Pasar Joglo, Kadipiro, Banjarsari, Solo. (Ivanovich Aldino/JIBI/dok)

Pasar tradisional Solo, bekas TPS Bonoloyo diusulkan menjadi lokasi relokasi pedagang Pasar Joglo.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pedagang Pasar Joglo menolak opsi relokasi pasar di bekas makam perkampungan Kampung Gebang, Kadipiro, Banjarsari. Pedagang berkeinginan dipindah ke lahan yang lebih representatif di depan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bonoloyo.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pedagang jajanan pasar di Pasar Joglo, Poniyem, 53, telah mendengar rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menyulap lahan Pasar Joglo menjadi ruang publik. “Pasar di sini sudah gonta-ganti rencana beberapa kali. Dulunya mau digusur untuk pelebaran jalan. Yang terakhir mau digunakan untuk ruang beraktivitas warga. Kami ikuti perkembangannya dari media,” katanya saat ditemui Solopos.com, Selasa (23/8/2016).

Bakul yang sudah berjualan di pasar setempat sejak 1983 silam ini menilai usulan opsi relokasi pasar yang mengemuka di lahan bekas makam perkampungan Gebang sebelah utara TPU Bonoloyo berpotensi mematikan sumber penghidupan pedagang.

“Gebang itu lokasinya memang luas dan dekat perkampungan. Tapi warga di sana kebanyakan pekerja. Mereka baru pulang malam hari dan sudah berangkat pagi-pagi sekali. Jalanan juga tidak seramai di sini. Kalau jadi pindah ke sana, siapa yang mau beli,” tanyanya.

Poniyem mengusulkan agar Pemkot menyegerakan rencana penutupan TPS di depan Makam Bonoloyo sebagai tempat relokasi Pasar Joglo. “Kalau dipindah ke bekas TPS depan Makam Bonoloyo itu kami mau. Lokasinya cukup ramai. Paling tidak kalau pengguna jalan melihat ada dagangan bagus-bagus, pasti tertarik untuk mampir. Atau ada yang butuh juga gampang mampir,” ujarnya.

Senada dengan Poniyem, pedagang sayur dan bumbu dapur di Pasar Joglo, Harni, 43, juga sependapat dipindah ke depan TPU Bonoloyo. “Memang sebaiknya di depan Bonoloyo saja. Tempatnya ramai dan lahannya cukup luas untuk relokasi pedagang di sini,” kata dia.

Jika rencana relokasi Pasar Joglo direalisasikan, Harni juga mengusulkan agar pasar nantinya dibangun satu lantai seperti model pasar krempyeng yang kini dijadikan ladang mata pencaharian seratusan pedagang.

“Satu lantai saja. Praktiknya pasar dua, lantai yang atas tidak laku. Mana ada bakul mau ditaruh di atas? Pasar dua lantai juga tidak cocok untuk pembeli ibu-ibu sepuh. Kasihan mereka mau beli sayur seribu saja harus naik tangga,” usulnya.

Secara terpisah, Lurah Kadipiro, Sugeng Budi Prasetyo, menyebutkan lahan relokasi Pasar Joglo yang paling memungkinkan saat ini berada di bekas makam Kampung Gebang di sebelah utara TPU Bonoloyo. “Makam di sana sudah ditutup dan lahannya cukup luas. Saya usulkan Pasar Joglo dipindah ke Gebang saja,” jelasnya saat ditemui di kantornya, Selasa siang.

Terkait usulan pedagang yang ingin Pasar Joglo dipindah ke depan TPU Bonoloyo di tepi Jl. Sumpah Pemuda, Sugeng menyebut keputusan final berada di tangan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP). “Saat ini TPS di depan Bonoloyo belum ditutup dan masih aktif digunakan. Tapi terserah DPP saja mau dipindah ke mana,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya