SOLOPOS.COM - Pedagang Sibela Direlokasi, Jumat (8/8/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Pasar tradisional Solo yakni pasar darurat Sibela dan Tanggul belum laku meskipun telah dilelang.

Solopos.com, SOLO — Bangunan pasar darurat Pasar Sibela dan Pasar Tanggul Solo belum laku. Peserta lelang menawar dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan nilai limit yang ditawarkan Pemkot.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nilai limit yang ditawarkan Pemkot untuk pasar darurat Pasar Tanggul senilai Rp128 juta dan pasar darurat Pasar Sibela senilai Rp126 juta.

Berdasarkan pantauan, di kedua pasar darurat tersebut saat ini digunakan sejumlah anak-anak untuk bermain. Sejumlah warga juga memanfaatkan lokasi tersebut untuk memarkirkan kendaraan.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, mengatakan beberapa waktu lalu ada peserta lelang yang menawar bangunan pasar darurat Pasar Tanggul senilai Rp54 juta dan Pasar Sibela senilai Rp33 juta.

Menurut dia, penawaran tersebut sangat jauh dari nilai limit yang ditawarkan sehingga Pemkot langsung menolaknya.

Dia juga mengatakan lelang untuk kedua pasar darurat tersebut sudah dilakukan Pemkot sebanyak empat kali. Namun, hingga kini belum menemukan peserta lelang yang benar-benar ingin membeli bangunan pasar darurat itu.

“Karena belum ada pemenang lelang, jadi terpaksa bangunan tersebut masih berdiri dan belum dibongkar,” kata dia kepada wartawan, Jumat (23/10/2015).

Subagiyo mengatakan lelang pembongkaran dua pasar darurat itu akan terus dilanjutkan hingga menemukan pemenang lelang. Pihaknya juga menunggu kebijakan dari Pj. Wali Kota Solo mengenai pembongkaran pasar darurat itu.

“Kalau tetap tidak ada pemenang lelang, nanti menunggu kebijakan Pj. Wali kota,” ujar dia.

Ketua Paguyuban Pedagang Selter Mojosongo, Joni Jondari, 50, berharap Pemkot segera merobohkan bangunan pasar darurat di lapangan Mojosongo. Menurut Joni, lapangan tersebut harus segera dikembalikan seperti sedia kala.

Menurut Joni, ketika bangunan pasar darurat tersebut dirobohkan tentu bisa digunakan untuk kegiatan masyarakat. Selain itu, juga akan berdampak pada perekonomian pedagang yang ada di selter kuliner Mojosongo yang berada tak jauh dari lapangan tersebut.

“Kalau dibuat taman atau ruang terbuka hijau tentu akan mendukung kawasan tersebut untuk tempat berbagai kegiatan masyarakat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya