SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasar burung. (JIBI/Solopos/Antara/Rivan Awal Lingga)

Pasar tradisional yang khusus memperdagangkan satwa bakal dipecah oleh Pemkot Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Dinas Perdagangan Kota Semarang berencana memecah pasar tradisional yang khusus mempedagangkan satwa menjadi berada di sejumlah titik. Pemecahan lokasi pasar satwa itu diklaim bakal memudahkan penghobi satwa dalam menyalurkan hobi mereka.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Selama ini, kan hanya dikenal Pasar Karimata. Agar tidak terpusat di satu titik, kami sebar,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto di Kota Semarang, Rabu (26/4/2017). Pasar Karimata, selama ini, dikenal sebagai pasar tradisional pusat perdagangan burung di Kota Semarang meski di dalamnya ada cukup banyak pedagang yang menjual satwa non-burung, seperti reptil dan mamalia.

Saat ini, Fajar mengatakan Pasar Banjardowo sudah diresmikan sebagai pasar satwa, khususnya ayam yang merupakan pindahan pedagang dari Jl. Sendowo, kawasan Kota Lama Semarang. “Jadi, nanti di tengah kota ada Pasar Karimata, di wilayah timur ada Pasar Satwa Banjardowo, nanti di kawasan barat juga ada di daerah Banyumanik. Jadi, tersebar di berbagai titik,” katanya.

Menurut dia, keberadaan pasar satwa yang tersebar di berbagai titik akan memudahkan masyarakat, khususnya penghobi yang ingin mencari tambahan koleksi satwa dari berbagai jenis. “Kami melihat masyarakat penggemar hewan peliharaan di Semarang ini sangat banyak, belum yang dari luar daerah. Makanya, nanti tidak hanya terpusat di Pasar Karimata,” katanya.

Untuk arena sabung ayam yang ada di Pasar Satwa Banjardowo, ia mengatakan arena itu hanya sebatas untuk melatih kejantanan ayam petarung yang biasanya diambil dari jenis bangkok. “Kan banyak sekali pedagang ayam bangkok di situ [Pasar Banjardowo]. Pindahan dari kawasan Sendowo, Kota Lama. Mereka hanya menyediakan arena untuk latihan, ada tiga arena,” katanya.

Diakuinya, selama ini Pasar Banjardowo mangkrak hingga belasan tahun, padahal sudah ada sekitar 200 kios yang disediakan untuk pedagang sehingga beberapa fasilitas harus dibenahi. “Kami fasilitasi pedagang yang pernah menempati dan memiliki surat untuk masuk menempati lagi. Kami bantu, mereka selama dua bulan tidak akan dipungut retribusi,” katanya.

Selain itu, kata dia, Dinas Perdagangan Kota Semarang juga akan melakukan pembenahan, seperti perbaikan musala, fasilitas mandi cuci kakus (MCK), hingga penyediaan air bersih di itu sehingga pedagang maupun pengunjung pasar tradisional Kota Semarang merasa lebih nyaman.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya