SOLOPOS.COM - Ilustrasi pedagang ikan di pasar tradisional. (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Pasar tradisional Rejomulyo atau Pasar Kobong tetap akan dicabut listriknya oleh Dinas Perdagangan Semarang demi menyingkirkan para pedagang ikan basah dari tempat itu.

Semarangpos.com, SEMARANG — Dinas Perdagangan Semarang mengabaikan protes pedagangan ikan basah atas desain pasar pengganti Pasar tradisional Rejomulyo atau Pasar Kobong yang tak sesuai kebutuhan, bahkan berisiko membahayakan pedagang jika dipaksakan digunakan. Segala cara digunakan Dinas Perdagangan demi ambisi menyingkirkan pedagang ikan basah dari pasar lama, termasuk memutus aliran listrik.

Promosi Peneliti Harvard Ungkap Peran BRI Dorong Inklusi Keuangan lewat Digitalisasi

Sebagaimana diberitakan Kantor Berita Antara, karena menganggap para pedagang ikan basah itu membandel, maka Dinas Perdagangan Kota Semarang meminta PT PLN memutus aliran listrik di Pasar Rejomulyo atau Pasar Kobong Semarang itu, Jumat (17/3/2017). “Pemutusan aliran listrik dilakukan pada 17 Maret 2017. Kami kan sudah layangkan surat peringatan,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto di Semarang.

Ekspedisi Mudik 2024

Demi mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, Dinas Perdagangan berkoordinasi dengan Satpol PP dan polisi untuk mengawal selama dilakukan pencabutan aliran listrik. Pemerintah Kota Semarang berencana menjadikan kawasan Pasar Kobong sebagai ruang terbuka hijau (RTH) sehingga membangun Pasar Rejomulyo baru untuk tempat relokasi para pedagang.

Seluruh pedagang dari Pasar Kobong sudah pindah ke pasar baru, kecuali pedagang grosir ikan basah yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Ikan Basah dan Pindang (PPIBP) Pasar Rejomulyo. Mereka menilai fasilitas yang ada di pasar baru tidak layak, mulai luasan lapak, lantai keramik sehingga rawan licin, saluran air tidak memadai, hingga tempat bongkar muat yang sempit.

Penuh kuasa Fajar menyatakan pemerintah selama ini sudah berusaha bersikap lunak kepada pedagang ikan basah di Pasar Kobong yang belum mau pindah. Meskipun dialog hanya sebatas menerima masukan tanpa penyelesaian konkret, Fajar menuding para pedagang tetapi tidak menghiraukan pemerintah. Karena itulah ia menggunakan tangan besi yang ia sebut sebagai ketegasan.

Fajar berkilah selama ini sudah berkali-kali melakukan mediasi dengan pedagang ikan basah agar mereka bersedia pindah dulu ke Pasar Rejomulyo baru yang sudah disiapkan. “Kalau ada yang kurang-kurang kan bisa dirembuk bareng. Yang penting, pindah dulu. Namun, berkali-kali mediasi, sampai surat peringatan juga mereka tetap menolak pindah,” tukasnya.

Sebenarnya, kilah dia lagi, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sudah mendorong dilakukan perbaikan sesuai keinginan pedagang. Tetapi, ujarnya ringan, perbaikan atas berbagai kekurangan akibat desain yang tak mumpuni, bahkan berisiko membahayakan jiwa para pedagang itu harus menunggu alokasi dana dari APBD Perubahan 2017 atau APBD 2018.

“Ya, sembari menunggu pedagang kan bisa menempati pasar baru. Setelah listrik dicabut, pada 19 Maret 2017 Badan Pengelolaan Aset Daerah akan melakukan pengukuran lahan di Pasar Kobong,” katanya tanpa membahas kesalahan desain yang mestinya bisa diantisipasi lebih dini.

Sementara itu, koordinator PPIBP Pasar Rejomulyo Mujiburrohman menyatakan para pedagang grosir ikan basah tetap menolak pindah karena kondisi pasar baru yang tidak layak untuk berjualan. “Kami ini pedagang grosir, bukan eceran. Omzet transaksi di Pasar Kobong saja sampai Rp2 miliar/malam. Kalau sehari saja kami rugi karena menempati pasar baru, siapa mau ganti?” tanyanya.

Yang jelas, tegas dia, pedagang tetap berharap disisakan lahan seluas 7.000 m2 dari 4,5 hektare total luasan lahan RTH yang dibangun di Pasar Kobong untuk tempat berjualan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya