SOLOPOS.COM - Sejumlah kios di Pasar Legi Selatan, Ponorogo, terpaksa tutup lantaran sepi pembeli, Rabu (22/3/2017) siang. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Pasar tradisional Ponorogo, sejumlah pedagang Pasar Legi Selatan menagih janji kampanye Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni.

Madiunpos.com, PONOROGO — Pedagang Pasar Legi Selatan menagih janji kampanye Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni yang berencana membangun dan meramaikan pasar tersebut. Saat ini, 300 pedagang di pasar itu tidak berjualan lagi karena pasar sepi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ratusan kios dan los di Pasar Legi Selatan tersebut terlihat tidak ditempati dan hanya menyisakan sampah. Tidak hanya sampah kardus saja yang tercecer di depan kios yang tertutup rapat, tetapi kotoran kelelawar juga terlihat berserakan di pasar tersebut. Bau menyengat yang timbul dari kotoran kelelawar bisa dicium saat berada di pasar itu.

Sekretaris Paguyuban Pasar Legi Selatan, Sundari, mengatakan sebelum menjadi Bupati Ponorogo atau tepatnya saat kampanye Pilkada 2015, Ipong Muchlissoni sempat berjanji akan memperbaiki Pasar Legi Selatan. Selain memperbaiki bangunan pasar, Ipong juga dianggap berjanji akan meramaikan pasar tersebut.

Janji tersebut terucap, kata dia, saat itu Ipong mengunjungi pasar dan mendengarkan keluhan dari pedagang pasar tersebut. Namun, setelah terpilih jadi bupati ternyata janji tersebut hanya isapan jempol belaka karena tidak segera direalisasikan. (baca: 300 Kios Pasar Legi Selatan Tutup)

Atas janji tersebut, Sundari mengaku banyak pedagang di pasar tersebut yang kerap menagih janji perbaikan pasar kepada dirinya. “Dulu Pak Ipong sendiri ya berjanji akan memperbaiki pasar ini, sebelum jadi bupati. Sekarang saya yang dikejar-kejar pedagang disuruh segera memperbaiki bangunan pasar supaya pasar jadi ramai,” jelas dia kepada Madiunpos.com, Rabu (22/3/2017).

Dia menuturkan selain memperbaiki pasar itu, pedagang berharap pemerintah bisa menata komoditas perdagangan yang dijual antara Pasar Songgolangit dan Pasar Legi Selatan. Karena dua pasar ini terletak saling bersebelahan.

Menurut dia, sebelum Pasar Songgolangit ditempati sempat ada pengaturan di pasar tersebut hanya akan digunakan untuk berjualan sembako, sayur, buah, ikan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Sedangkan di Pasar Legi Selatan khusus berjualan pakaian.

Namun, saat ini justru di Pasar Songgolangit juga ada pedagang pakaian, sepatu, dan lainnya. Kondisi ini membuat kedua pasar tersebut seperti bersaing.

“Ya jelas Pasar Legi Selatan yang kalah, karena sini kan memang khusus pakaian. Kalau di Pasar Songgolangit, orang bisa berbelanja sembako sekaligus berbelanja pakaian. Orang pasti lebih memilih berbelanja di sana,” terang Sundari.

Pedagang Pasar Legi Selatan, Siti, berharap pemerintah segera memperbaiki atap pasar yang sudah banyak berlubang. Sebab, pasar tersebut sering kebanjiran saat hujan deras mengguyur.

Selain atap yang bocor, penerangan di pasar tersebut juga minim. “Sini bangunannya sudah tidak layak, perlu segera dibangun lagi supaya lebih bagus dan membuat warga tertarik untuk berkunjung ke pasar ini lagi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya