SOLOPOS.COM - Kondisi pasar darurat Sambi di lapangan Tempursari, Sambi, tampak sepi pengujung dan sepi pedagang, Kamis (16/6/2016). Sepinya pasar salah satunya disebabkan oleh akses jalan yang tak nyaman. (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Pasar tradisional Boyolali, akses masuk pasar darurat Sambi menjadi kendala pembeli dan pedagang.

Solopos.com, BOYOLALI–Pasar darurat Sambi yang berada di Lapangan Tempursari, Sambi, tak diminati para pedagang dan pembeli. Pasalnya, akses jalan di dalam pasar sangat becek sehingga membuat pembeli dan pedagang merasa tak nyaman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lokasi, Kamis (16/6/2016), seratusan lebih los dan kios terlihat kosong. Kios dan los tersebut terlihat masih baru dan sama sekali belum dijamah pedagang yang berhak menempatinya.

Pada sisi yang lain, akses di sekeliling pasar dan lorong-lorong pasar berlumpur akibat diguyur hujan beberapa hari terakhir. Air yang tak meresap membuat jalanan becek dan licin. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu para pembeli enggan masuk ke dalam pasar. Di sisi lain, para pedagang juga dirugikan lantaran pasar sepi pengunjung.

Salah satu pedagang yang membuka dhasaran, Ny Gundari, mengaku sejak para pedagang boyongan ke pasar darurat awal puasa lalu jumlah pembeli yang mau masuk pasar sangat kecil. Menurutnya, sepinya pasar disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena akses ke pasar kurang nyaman.

“Jalannya saja becek. Motor enggak berani lewat. Jadi pembeli enggak mau masuk pasar,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com.

Kondisi tersebut kian diperparah dengan adanya sebagian pedagang yang memilih berjualan di tepi jalan. Akibatnya, pembeli lebih memilih belanja di tepi jalan yang dekat, ketimbang harus masuk pasar darurat yang tak nyaman.
“Harapannya sih, kami meminta petugas menertibkan pedagang di luar. Kalau begini terus, ya kami pedagang enggak laku,” pinta warga asal Desa Jagoan, Kecamatan Sambi itu.

Seorang pembeli, Ny Sari, mengaku berbelanja di tepi jalan karena lebih simpel, cepat, dan tak kerepotan masuk pasar yang kondisinya becek. Warga Desa Tempursari itu enggan berbelanja masuk ke pasar selama kondisi pasar becek dan kendaraan tak bisa masuk. “Kalau di tepi jalan, kan tinggal pesan di atas motor bisa. Kalau masuk pasar, waduh repot,” paparnya.

Lurah Pasar Sambi, Mubasir, mengakui kondisi pasar yang becek menjadi salah satu penyebab pembeli enggan masuk pasar. Mubasir mengaku sudah menyampaikan masalah itu ke atasannya dan dalam pekan ini akan segera dicarikan tanah uruk.

“Kemarin juga sudah ditinjau anggota DPRD Komisi II. Saat ini, sedang menanti gempuran bangunan Pasar Sambi lama dan nantinya hasil gempuran akan dipakai untuk urug tanah yang becek,” paparnya.

Mubasir juga membenarkan jumlah pedagang yang mau menempati pasar darurat masih sedikit. Dari total 508 pedagang, kata dia, yang bersedia berjualan lagi di dalam pasar darurat tak lebih 20%-30%. “Semoga nanti pas pasaran Pon dan Kliwon jumlah pedagang yang mau berjualan bisa bertambah. Apalagi ini mendekati Lebaran,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya