SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

JAKARTA – Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) mencatat permintaan sepeda mencapai 5 juta-6 juta unit per tahun. Khusus 2011, peningkatannya sebesar 15%-20%. Peningkatan permintaan kendaraan non-bahan bakar minyak (BBM) ini terjadi seiring dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan dan kesadaran terhadap isu pemanasan global (global warming).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari peningkatan penjualan tersebut, jenis sepeda yang paling banyak dicari adalah sepeda lipat, sepeda gunung (mountain bike/MTB) dan sepeda berukuran 20 inci seperti BMX. Industri lokal saat ini baru bisa mengisi ceruk pasar jenis sepeda MTB dan jenis BMX. Sedangkan sepeda lipat masih diimpor. Penyerapan sepeda lipat sendiri terbilang kecil yakni 100.000 unit per tahun. Namun, prediksi lain menyebutkan, penjualan jenis sepeda ini sesungguhnya hanya 20.000 unit per tahun. Dengan kata lain, penjualan jenis sepeda tersebut hanya 2% dari total pasar sepeda secara keseluruhan.

Pasar sepeda yang menggiurkan tadi membuat para importir terdorong untuk membentuk asosiasi. Banyaknya frame abal-abal dan upaya membangun persaingan sehat antarimportir menjadi target kerja mereka. Keluhan pengguna sepeda di Indonesia umumnya adalah banyaknya frame abal-abal beredar dipasaran. Padahal, untuk membedakannya sangat sulit. Dengan harga yang jauh lebih murah, banyak masyarakat yang tergiur untuk membelinya

Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) mengklaim telah berupaya mencegah praktik dumping dari sesama anggotanya yang akan merugikan pembeli dan industri. “Salah satu tujuan dari berdirinya asosiasi ini untuk mencegah praktik dumping dari penjual-penjual sepeda. Kita akan buat standar harga yang bisa menjadi acuan. Tujuannya agar tidak ada toko sepeda menjual di bawah harga standar untuk mencari keuntungan,” ujar Ketua Umum Apsindo Herry Krisnawan kepada JIBI.

Asosiasi perlu didirikan sebagai meeting point dari berbagai pengusaha sepeda Indonesia. Di samping itu, untuk jembatan komunikasi tak hanya bagi pengusaha tetapi juga komunitas dan pemerhati sepeda. Apsindo tidak hanya berorientasi bisnis, lembaga ini juga ingin menjembatani hubungan antara atlet dan sponsor. Naiknya popularitas sepeda, bukan tidak mungkin para importir resmi akan mensponsori, bahkan menyuplai kebutuhan sepeda. “Tujuan awalnya untuk komunikasi dan persatuan seluruh pengusaha sepeda dan aksesoris. Ke depan, kami ingin lebih menopang atlet sepeda dan memberikan standar kualitas sepeda di Indonesia,” tutur Herry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya