SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL—Puluhan pedagang Pasar Pahing, di Desa Krambilsawit, Kecamatan Saptosari menunggu kepastian Pemkab Gunungkidul menyusul permohonan bantuan rehap bangunan pasar yang tak kunjung ada kejelasan.

Di pasar tradisional tersebut, banyak pedagang harus mendirikan bangunan menyerupai gubuk untuk berjualan beragam hasil bumi. Satu bangunan los sampai saat ini tak bisa menampung pedagang yang jumlahnya terus bertambah.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

“Sampai saat ini tidak ada kejelasan. Permohonan bantuan sudah kami berikan beberapa tahun lalu ke Pemkab Gunungkidul,” kata Lurah Pasar Pahing Krambilsawit Hadi Harsono belum lama ini.

Pria berusia 51 ini merupakan salah satu pemrakarsa berdirinya Pasar Pahing. Sejak kepala desa Krambilsawit masih dipimpin Kades sebelumnya, Sabino, pasar desa ini sudah tak pernah lagi mendapatkan bantuan. Nyaris, kondisi setiap bangunan sudah banyak yang rapuh dan miring. Padahal, pasar buka lima hari sekali, setiap pasaran jawa, Pahing.

Menurut Hadi Harsono ada sebanyak 60 pedagang warga Krambilsawit yang menempati pasar dan beroperasi setiap hari Pahing untuk menjajakan hasil bumi berbagai panenan palawija. Pasar tradisional yang berdiri secara swadaya ini terus menggelat untuk berbagai transaksi jual beli.

Sriyanti, 38, salah satu pedagang makanan menambahkan kondisi Pasar Pahing ini memang berbeda dengan pasar tradisional desa lain yang sudah banyak mendapatkan perhatian pemerintah untuk bantuan pembangunan los dan kios permanen. Mulai dari awal merinstis pasar, pembangunan hingga perbaikan dilakukan secara mandiri.(Harian Jogja/Endro Guntoro)

Foto (Harian Jogja/Endro Guntoro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya