SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, JAKARTA—Sumbangan industri otomotif terhadap perekonomian nasional diprediksi naik 10% menjadi Rp275 triliun pada 2013 dibandingkan dengan sumbangan pada 2012 yakni Rp250 triliun.Peran industri otomotif nasional yang bertumbuh ini diyakini datang dari sektor penjualan dan investasi yang semakin bertumbuh dan menjamur pada tahun lalu.

Sepanjang 2013, tercatat beberapa produsen otomotif melakukan investasi, baik dari segi produk maupun komponen. PT General Motors Indonesia adalah ATPM pertama yang berinvestasi dengan membangun pabrik khusus produk low MPV Chevrolet Spin dengan total investasi mencapai US$150 juta. Di September, produsen ban asal Korea Selatan Hankook ikut melakukan investasi senilai US$1,2 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia juga melakukan investasi senilai Rp2,5 triliun untuk produksi sedan Vios dan Limo dan diikuti oleh produksi Yaris pada awal 2014. Adapun, PT Isuzu Astra Motor Indonesia turut menyumbang investasi di Indonesia dengan pembangunan pabrik untuk kendaraan niaga dengan total investasi mencapai Rp3,1 triliun.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D. Sugiarto menjelaskan meskipun ada gangguan perekonomian yang terjadi pada 2013 tetapi tidak menyurutkan sektor industri otomotif.

Menurutnya, sektor industri otomotif memang sangat bergairah pada tahun lalu, selain menembus target penjualan mencapai 1,2 juta unit, sektor otomotif juga banyak dilirik oleh produsen mobil dunia untuk menjadikannya sebagai basis produksi dan ekspor ke luar negeri.

“Pada 2012, Kementerian Perindustrian melaporkan bahwa sektor otomotif sudah menyumbang Rp250 triliun. Jadi dengan melihat faktor yang ada kami  yakin ada kenaikan 10% atau bertambah menjadi Rp275 triliun disektor otomotif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada 2013,” ujar Jongkie, Selasa (14/1).

Dia menerangkan, sumbangan tersebut diasumsikan, diantaranya 67% disumbang ke Pemerintah Pusat, dengan rincian senilai Rp27,5 triliun untuk Pajak Pertambahan Nilai, Rp40 triliun untuk Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan sisanya ke kas daerah melalui Bea Balik Nama dan Pajak Kendaraan Bermotor.

Asumsi kenaikan ini juga, ujar Jongkie, masih terbilang sangat positif dan sangat berdampak baik bagi perekonomian karena mampu menyerap tenaga kerja yang masuk ke sektor industri otomotif yang semakin cemerlang.

Sementara itu, pada 2014, Jongkie mengatakan peta investasi nasional masih melanjutkan rencana investasi pada tahun lalu dan dua tahun lalu. “Belum ada laporan dari masing-masing ATPM bahwa ada investasi ke Indonesia,” jelasnya.

Di sisi lain, sambungnya, faktor Pemilu 2014 yang hingga saat ini terkesan aman dan positif juga tidak akan mengganggu investor dari luar untuk berencana melakukan investasi di tahun yang disebut tahun politik ini.

Namun, Jongkie berharap, dengan situasi politik di Thailand yang memanas, harus dimanfaatkan Indonesia untuk meyakinkan investor yang selama ini menanamkan investasi di Negeri Gajah Putih untuk berpindah ke Indonesia sehingga sektor otomotif bisa lebih bergairah dan lebih banyak lagi menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Ekspor Surplus

Direktur Jendral Industri Unggulan Berbasis Tekhnologi Tinggi Budi Darmadi menjelaskan kapasitas produksi yang meningkat pada 2013 mampu mendorong pertumbuhan ekspor produk dalam negeri sehingga neraca perdagangan mobil Indonesia terus mengalami tren surplus.

Budi memperkirakan, pada 2013, surplus perdagangan mobil diperkirakan mencapai US$700 juta.

Surplus ini, ujarnya, disumbang terbesar oleh PT Toyota Astra Motor dengan membidik nilai ekspor pada 2013 mencapai US$1,8 miliar.“Kita berharap, dengan sumbangan ekspor TAM hingga 70% dapat dipertahankan pada tahun ini sehingga ekspor mobil tetap terkatrol,” ujarnya.

Dengan melihat tren yang terjadi pada tahun lalu, Budi memperkirakan volume ekspor mobil dalam bentuk utuh (Completely Built Up/CBU) secara nasional ditaksir akan mencapai US$2,2 miliar atau meningkat dari tahun lalu yang diprediksi menyentuh US$2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya