SOLOPOS.COM - Beberapa pedagang di Pasar Mlinjon, Kelurahan Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten sedang menunggu pembeli, Minggu (24/11/2013). (Ayu Abriyani KP/JIBI/Solopos)

 Beberapa pedagang di Pasar Mlinjon, Kelurahan Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten sedang menunggu pembeli, Minggu (24/11/2013).  (Ayu Abriyani KP/JIBI/Solopos)


Beberapa pedagang di Pasar Mlinjon, Kelurahan Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten sedang menunggu pembeli, Minggu (24/11/2013). (Ayu Abriyani KP/JIBI/Solopos)

Lokasi Pasar Mlinjon yang terletak di Kelurahan Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten tidak seperti pasar pada umumnya. Sebab, pasar tersebut berada di tengah kampung yang tertutup sejumlah kios yang menghadap jalan raya. Jika ingin menuju pasar itu, harus melalui gang kecil.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pintu masuk ke pasar berupa pintu kecil layaknya masuk ke sebuah rumah dengan pagar dari kayu yang mengitari pasar. Namun, di dalamnya berisi sekitar 50 pedagang dengan berbagai dagangan yang dijual seperti sayuran, makanan ringan, sembilan bahan pokok (sembako), dan buah-buahan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dilihat dari luar, bangunan Pasar Mlinjon memang seperti rumah. Tanahnya juga tidak terlalu luas, sekitar 700 meter persegi dan jumlah pedagangnya juga sekitar 50 orang. Apalagi, lokasinya berada di perkampungan yang hanya bisa diakses melalui gang kecil. Padahal, lokasinya masih di tengah kota,” kata seorang pedagang sembako di Pasar Mlinjon, Nur Ahyani, 33, saat ditemui Solopos.com di kiosnya, Minggu (24/11/2013).

Menurutnya, jumlah pedagang di Pasar Mlinjon kini semakin berkurang karena semakin maraknya toko modern yang ada di wilayah kota sehingga banyak pembeli yang memilih berbelanja di toko modern. Padahal, lanjut dia, dahulu jumlah pedagang di pasar itu ada sekitar 100 orang.

“Dulu, pasar ini menjadi pusat kulakan sayur dan buah untuk penjual masakan matang, bahkan pengelola restoran. Tapi, sekarang semakin sepi dan pembelinya mayoritas warga sekitar setelah banyaknya toko modern. Hal itu membuat jumlah pedagang juga ikut berkurang. Ditambah lagi, toko modern itu juga melayani eceran. Sedangkan sebelumnya hanya melayani pembelian secara grosir,” tuturnya yang sudah berjualan sekitar delapan tahun itu.

Bahkan, kata Nur, adanya car free day (CFD) di Klaten juga membuat pasar semakin sepi pembeli. Sebab, banyak penjual baru yang berjualan makanan di CFD sehingga masyarakat enggan berbelanja ke pasar.

Seorang penjual makanan ringan di Pasar Mlinjon, Sarini, 52, juga menyatakan hal serupa. Ia yang sudah berjualan di pasar tersebut sekitar 20 tahun juga mengeluhkan jumlah pembeli di pasar yang semakin berkurang.

“Dulu, pasar ini ramai pembeli dan banyak pedagang. Tapi, sekarang semakin sepi pembeli sehingga jumlah pedagang juga ikut berkurang. Terutama saat hari Minggu seperti ini, biasanya yang berjualan hanya belasan orang karena banyak yang memilih libur,” tuturnya kepada Solopos.com.

Namun, ia tidak menyerah dengan keadaan tersebut. Ia tetap berdagang di pasar itu walaupun dengan keuntungan sedikit. “Yang penting tetap berusaha, karena berdagang itu modalnya telaten. Walaupun saat ini keuntungannya sangat berkurang dibanding sebelum adanya toko modern,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya