SOLOPOS.COM - Kondisi pasar darurat yang digunakan sebagian pedagang Pasar Masaran, di Kecamatan Cawas, Klaten. Sebagian besar pedagang memilih pindah dari tempat itu karena pasar darurat dinilai tidak layak. Foto diambil awal pekan kemarin. (Ivan Andimuhtarom/JIBI/SOLOPOS)


Kondisi pasar darurat yang digunakan sebagian pedagang Pasar Masaran, di Kecamatan Cawas, Klaten. Sebagian besar pedagang memilih pindah dari tempat itu karena pasar darurat dinilai tidak layak. Foto diambil awal pekan kemarin. (Ivan Andimuhtarom/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Para pedagang Pasar Masaran di Kecamatan Cawas, Klaten yang direlokasi ke pasar darurat di sebelah timur Balaidesa Cawas memilih pindah ke lokasi lain dari pada tetap berjualan di tempat yang disediakan pengelola pasar tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pasalnya, kios yang mereka tempati dinilai tidak layak untuk digunakan berjualan.

Ketua Paguyuban Pasar Cawas, Bakir, 60, ketika ditemui Solopos.com di Cawas, awal pekan kemarin mengatakan para pedagang direlokasi karena Pasar Masaran sedang dibanggun. Menurutnya, kondisi itu telah berlangsung sejak Juli lalu.

Namun, pembuatan pasar darurat dengan dana senilai Rp50 juta dari pengelola pasar tidak layak digunakan para pedagang.  Lokasi pasar, imbuh dia, juga tidak layak  untuk berjualan. Selain itu, jumlah kios di pasar darurat yang terbuat dari bambu dan seng, kata dia, hanya berjumlah kurang dari 80 unit. Padahal, jumlah keseluruhan pedagang di pasar mencapai sekitar 500 orang.

“Bangunan kios yang dibuat, bentuknya sangat tidak layak. Banyak pedagang akhirnya pindah ke daerah sekitar pasar sini meski mereka harus menyewa lahan dari warga sekitar,” kata dia.

Ia menambahkan, saat ini, hanya ada beberapa pedagang jamu dan pakaian yang bertahan di pasar darurat. Selebihnya, sudah pindah sejak lama ke wilayah RW 008, Dukuh Noyotrunan, Desa Cawas atau di belakang Pasar Masaran. Ia menegaskan, dirinya sebagai ketua paguyuban tidak bisa mendesak pengelola pasar kalau para pedagang tidak mengadukan tuntutan mereka kepadanya. Menurutnya, para pedagang hanya diam saja, tetapi memilih mencari lokasi berdagang yang lebih baik.

Sementara itu, seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya, dijumpai, Solopos.com, mempertanyakan alokasi dana pembuatan pasar darurat. Menurutnya, dengan dana Rp50 juta, pasar darurat seharusnya memiliki kondisi yang lebih baik.

“Pasar itu sangat tidak layak untuk para pedagang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya