SOLOPOS.COM - Bangunan baru Pasar Legi Solo. Foto diambil Kamis (30/9/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pelaksana proyek Pasar Legi Solo optimistis pembangunan kembali gedung pasar yang terbakar pada 2018 itu bakal rampung pada akhir Oktober ini. Bangunan baru dibikin dengan konsep green building yang terdiri atas semi basement dan dasar di tiap bloknya, yakni A, B, C, dan D.

Blok A terdiri dari 42 kios dan 170 los di lantai semi basement dan 40 kios dan 154 los di lantai dasar. Kemudian, Blok B terdiri dari 91 kios dan 686 los di lantai semi basement dan 91 kios dan 602 los di lantai dasar.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Blok C terdiri dari 14 kios dan 148 los di lantai semi basement dan 14 kios dan 148 los di lantai dasar. Lalu, Blok D terdiri dari 3 kios dan 84 los di lantai semi basement dan tiga kios dan 104 los di lantai dasar. Pada bagian atap Blok B terdapat 18 kios kuliner dan empat los.

Baca Juga: Soal Biaya Masuk SD Swasta, Kadisdik Solo: Nilainya Tergantung Pasar

Project Manager proyek pembangunan Pasar Legi Solo, Dorri Andri, mengatakan 94 los di Blok D itu terdiri dari 68 los kering dan 26 los daging. “Bongkar muat dilakukan di bagian depan gedung pasar. Sedangkan bagian atap untuk kantong parkir,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Jumat (1/10/2021).

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo, Heru Sunardi, mengatakan pedagang baru bisa masuk pasar pada akhir tahun meski bangunan rampung pada akhir bulan ini.

Disdag harus melakukan pemetaan kios dan los, serta penerbitan surat hak penempatan (SHP) kios pasar tradisional. Setelah itu, masih dilanjutkan pembagian kunci. “Pemetaan kios dan los sesuai bloknya itu kami lakukan sesuai data pasar lama,” jelasnya, Minggu (3/10/2021).

Baca Juga: Biaya Masuk SD Swasta di Solo Dikeluhkan Mahal, Ini Kata Anggota DPRD

Surat Hak Penempatan

Heru mengatakan SHP kios pasar tradisional termasuk Pasar Legi Solo diperbarui setiap tiga tahun sekali. Saat pedagang beralih ke pasar darurat, SHP itu tak diperbarui meski sudah kedaluwarsa. Ketika mereka mau masuk pasar baru, SHP tersebut baru dicetak ulang.

“Kami bagi dulu, pemetaan, zonasi sesuai barang dagangan, seperti Blok A1, A2 dan seterusnya. Nanti kami lihat dulu [setelah mengecek kondisi dalam pasar]. Setelahnya, baru kami bagi ke pedagang menggunakan database, kemudian penerbitan SHP,” ungkap Heru.

Penerbitan SHP bagi ribuan pedagang itu sedikitnya membutuhkan waktu setengah bulan. Apabila sampai waktu penempatan, SHP itu belum dicetak, maka tidak menjadi masalah. Asalkan pedagang menempati kios dan losnya sesuai pembagian yang dilakukan Disdag.

Baca Juga: Nenek Nuriah Sakit di Tahanan, Bagaimana Sidangnya di PN Solo Besok?

“SHP tidak harus jadi, karena kemampuan printer terbatas, yang penting data sudah disepakati dulu, sudah sosialisasi, pedagang sudah mengetahui kios dan losnya, nanti SHP-nya menyusul,” bebernya.

Sebelumnya, para pedagang Pasar Legi Solo sempat harap-harap cemas karena hingga menjelang selesainya pembangunan pasar tersebut belum ada informasi mengenai penempatan kios dan los.

Pedagang berharap aspirasi mereka bisa diwadahi saat Pemkot mulai menata penempatan pedagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya