Solopos.com, WONOGIRI - Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Kota Wonogiri atau Perdasari, Utomo Honru Suryanto, mengungkapkan pihaknya tak dilibatkan dalam keputusan penutupan pasar. Oleh karenanya, pedagang merasa penutupan pasar terlalu mendadak.
Seperti diketahui, Pemkab menutup Pasar Kota Wonogiri selama empat hari mulai Minggu hingga Rabu (26-29/7/2020) mendatang. Kebijakan itu diambil untuk memutus rantai penularan virus corona atau Covid-19 yang berpotensi terjadi di pasar tersebut. Pasalnya, ada warga terkonfirmasi positif Covid-19 sebelumnya aktif beraktivitas di pasar terbesar di Wonogiri tersebut.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Nongkrong hingga Tengah Malam, Puluhan Orang di Sukoharjo Kena Razia Tim Gabungan
Utomo mengatakan perwakilan pengurus paguyuban atau pedagang tidak ada yang diajak berkomunikasi terlebih dahulu terkait penutupan pasar. Sejak awal kabar berembus hingga SE terbit tidak ada penjelasan dari siapa pun.
Pedagang hanya mendengar kabar yang belum pasti sejak dua atau tiga hari sebelumnya. Saat itu pengelola pasar tidak meluruskan kabar atau memberi informasi yang sebenarnya. Alhasil, pedagang menganggap kabar tersebut hanya isu.
Utomo lalu meminta kejelasan informasi kepada pengelola pasar, Sabtu pukul 08.00 WIB. Anehnya, pengelola juga mengaku tak mengetahui kepastian penutupan karena SE belum turun. Pedagang baru mengetahui kepastian pasar ditutup pada Sabtu (25/7/2020) pukul 10.00 WIB.
“Dua jam setelah saya tanya, pengelola mengumumkan pasar akan ditutup mulai Minggu. Jadi pedagang baru mendapat sosialisasi resmi Sabtu siang. Kalau dibilang kecewa ya kecewa. Saya kira kecewa itu manusiawi karena penutupannya mendadak. Pedagang tidak ada persiapan sama sekali,” kata Utomo saat dihubungi Solopos.com, Minggu (26/7/2020).
Patuh
Pedagang banyak yang bertanya pula mengapa hanya Pasar Kota Wonogiri yang ditutup, sedangkan tempat perbelanjaan lain di sekitar pasar tidak ditutup. Kendati demikian, para pedagang Pasar Kota Wonogiri mematuhi kebijakan Pemkab. Utomo menyebut pedagang menyadari pasar adalah aset Pemkab dan kebijakan tersebut demi kesehatan bersama.
Pilkada Solo: Purnomo Tolak Gabung Tim Pemenangan Gibran-Teguh, Mau Maju Sendiri?
Dia berharap pihak berwenang menyosialisasikan kebijakan kepada pedagang jauh sebelum realisasi apabila ke depan menerapkan kebijakan yang sama di Pasar Kota Wonogiri maupun di pasar lain. Hal itu supaya pedagang mempunyai waktu menyiapkan segala sesuatu sebelum menutup los atau kios.
“Pedagang juga butuh informasi soal ada tidaknya pedagang, konsumen, atau warga lain yang aktif ke pasar yang diduga terinfeksi Covid-19. Kalau tahu, pedagang bisa lebih waspada dan menjaga diri,” ucap Utomo.