SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/dok)

Penataan Pasar Klewer akan dilakukan termasuk terhadap puluhan pedagang kaki lima di Alun-alun Utara (Alut).

Solopos.com, SOLO-Puluhan pedagang kaki lima (PKL) musiman yang nekat menggelar lapak di berbagai tempat kosong di sekitar Alun-alun Utara (Alut) Keraton Solo mendapat kelonggaran waktu berjualan hingga Selasa (21/7/2015).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Lurah Pasar Klewer, Edi Murdiarso, mengatakan PKL musiman sebenarnya dilarang menggelar lapak di sekitar Pasar Sementara Pasar Klewer. Hanya saja, lanjut dia, para PKL musiman meminta kelonggaran kepada Pemerintah Pasar Klewer untuk bisa berjualan selama libur Lebaran. Berdasarkan kesepakatan, Edi menyebut PKL musiman hanya diberi waktu untuk bisa berjualan selama lima hari.

“PKL rata-rata menggelar lapak di Alut sejak hari H Lebaran [Jumat, 17/7]. Mereka datang ke Alut karena jumlah pengunjung Pasar Sementara Pasar Klewer meningkat selama libur Lebaran. Kami memberi toleransi kepada mereka sampai Selasa. Jadi Rabu PKL musiman sudah bersih,” kata Edi kepada solopos.com, Senin (20/7/2015).

Pantauan solopos.com di Alut, Senin siang, halaman kios Pasar Sementara Pasar Klewer paling selatan masih digunakan belasan PKL musiman untuk menjajakan beragam pakaian. Tidak hanya itu, PKL makanan dan minuman juga masih memadati tepi jalan tengah Alut setelah masuk Alut melalui gerbang utara dan PKL mainan bertahan di beberapa lokasi jalan lingkar Alut.

Menurut Edi, sebagian besar PKL pakaian yang menggelar lapak di tempat-tempat kosong di Alut merupakan PKL pindahan dari sekitar Gapura warisan Paku Buwono X atau di depan Pasar Klewer. Sedangkan PKL makanan dan minuman merupakan PKL campuran yang berasal dari berbagai tempat di Solo, termasuk PKL yang sudah mendapat jatah los di Pasar Sementara Pasar Klewer.

“Dari pada memadati tepi jalan hingga mengganggu arus lalu lintas, PKL kami perbolehkan masuk ke Alut sementara waktu. Mereka tetap kami pantau. Artinya, jangan sampai mengganggu pengunjung. Setelah pergi dari Alut, kami harapkan PKL tidak kembali menggelar lapak di tepi jalan. Sedangkan yang punya los, bisa masuk lagi!” ujar Edi.

Disinggung mengenai pungutan yang dikenakan PKL musiman sebagai syarat bisa berjualan di Alut, Edi mengaku tidak tahu menahu. Dia hanya memastikan Pemerintah Pasar Klewer tidak menarik pungutan apa pun kepada PKL musiman. Ditanya kemungkinan pengutuan dari pihak lain, seperti petugas parkir atau petugas kebersihan, Edi menjawab bisa jadi.

Salah satu PKL makanan, Maria, 50, mengaku belum mengetahui batas akhir waktu izin penggunaan tempat kosong di Alut. Meski demikian, dia rela meninggalkan tempat dhasaran jika petugas atau pemerintah melarang PKL berjualan di berbegai tempat kosong di Alut selama libur Lebaran. Maria berharap masih biss berjualan hingga akhir pekan ini.

“Kok tega mau mengusir PKL? Padahal pengunjung sedang ramai. Kami berjualan di sini [tepi jalan setelah masuk lewat gerbang utara] juga tidak selamanya. Hanya beberapa hari setelah Lebaran. Tapi, kalau mau disuruh pindah yasudah. Kami kan orang kecil. Tidak punya kuasa,” kata Maria.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya