SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Klewer menggelar aksi damai di Jl. Pakubuwono, Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Senin (27/2/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Pasar Klewer, puluhan pedagang melakukan aksi longmarch menolak keberadaan pedagang bermobil.

Solopos.com, SOLO — Puluhan pedagang Pasar Klewer menggelar aksi protes menolak keberadaan pedagang bermobil yang dinilai meresahkan, Senin (27/2/2017). Mereka berjalan kaki mulai dari halaman Masjid Agung Solo ke utara mengelilingi Alun-Alun Utara (Alut).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Aksi dimulai dengan penandatanganan spanduk putih sebagai bentuk penolakan. Kemudian, massa berjalan ke area taman parkir di Pasar Cinderamata. Di lokasi tersebut, ditemukan beberapa mobil berisi penuh pakaian.

Namun, peserta aksi tak menemukan siapa pemilik mobil itu. Dalam aksi tersebut, dibagikan pula selebaran berisi peringatan jika pembeli melakukan transaksi di area tersebut akan ditindak sesuai aturan yang berlaku.

Massa lantas bergerak ke timur menuju area parkir belakang Pusat Grosir Solo (PGS). Di sana, peserta aksi menemukan mobil-mobil serupa yang sarat dengan pakaian. Mobil-mobil itu berpelat nomor luar kota seperti G, D, BG, B, R, dan K. Namun, lagi-lagi tak satu pun orang mengaku sebagai pemilik mobil.

Aksi tersebut sempat mengakibatkan lalu lintas di sepanjang Jl. Supit Urang dan Jl. Paku Buwono tersendat. Sejumlah anggota Linmas dan polisi tampak berupaya mengatur lalu lintas guna mengurai kepadatan lalu lintas.

Koordinator aksi, Tafip Harjono, mengatakan aksi tersebut digelar lantaran Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dinilai belum melakukan tindakan nyata untuk menangani pedagang bermobil. “Ini sudah sejak lama. Kami ajak dialog mereka bahwa cara berjualan mereka melanggar aturan dan kami harap mereka bisa kooperatif, artinya tidak lagi berjualan di sana,” kata dia saat ditemui wartawan di sela-sela aksi, Senin.

Dalam aksi tersebut, lanjut Tafip, Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) hanya memberi peringatan supaya tidak berjualan. Sebaliknya, kalau ingin bekerja sama dengan pedagang Pasar Klewer, HPPK terbuka.

“Dalam hal ini kami mengajak secara umum. Selama bisa diselesaikan di atas meja, kami selesaikan di atas meja,” ujar dia.

Ia khawatir jika pedagang bermobil tak segera ditertibkan akan berdampak Pasar Klewer tak berkembang, bahkan mati. “Lama kelamaan pembeli di Soloraya mengarah ke mereka [pedagang bermobil]. Mereka kebanyakan dari Pekalongan, Kudus, dan Jepara,” terang Tafip.

Pada kesempatan yang sama, Pejabat Humas HPPK, Kusbani, mengatakan aksi turun ke jalan HPPK untuk meminta perhatian Pemerintah Kota Solo terkait permasalahan yang dihadapi pedagang Pasar Kelwer agar jangan sampai berlarut-larut.

“HPPK dengan tegas menolak pedagang bermobil. Kami akan terus turun ke jalan sampai Pemkot memberikan perhatian dan pedagang bermobil menghentikan kegiatan mereka. Harapan kami, sebelum kami memasuki pasar yang baru, masalah pedagang bermobil harus sudah selesai,” kata Kusbani.

Salah satu pedagang bermobil asal Pekalongan, Anto, mengaku ke Pasar Klewer untuk mengirim jeans dan batik kepada pedagang setempat. Ia mengaku tak pernah menawari konsumen untuk membeli dagangannya. “Tapi, misal ada yang tanya-tanya ya saya layani,” ujar Anto.

Kepala Bidang Penegakan Perda Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo, Arif Darmawan, mengatakan siang itu Satpol PP juga menggelar operasi penertiban pedagang bermobil di kawasan Alut. Dua pedagang asal Pekalongan ditangkap untuk proses penyidikan.

“Kami rasa pembinaan sudah cukup. Ini sudah pro justitia, berkas akan kami kirim ke pengadilan untuk sidang tindak pidana ringan [tipiring],” kata Arif saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin.

Menurut Arif, Pemkot Solo menawarkan Pasar Kliwon dan Pasar Pucangsawit untuk lokasi pedagang bermobil menjual produk mereka. Namun, tawaran itu direspons dingin oleh pedagang.

“Pemkot sudah menawarkan silakan memajang display di Pasar Kliwon dan Pasar Pucangsawit pada Senin dan Kamis. Kios dan los nanti kami bersihkan dan gratis. Tampaknya responsnya kurang dan mereka memilih berjualan pakai mobil. Maka kami lakukan operasi dengan penanganan ke tingkat penyidikan,” terang Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya