SOLOPOS.COM - Pedagang bunga di area Pasar Kembang sedang melayani pembeli di pinggir Jl Honggowongso, Jumat (2/11/2012). Mereka memilih berjualan di pinggir jalan dengan alasan penataan pasar semrawut. (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Pedagang bunga di area Pasar Kembang sedang melayani pembeli di pinggir Jl Honggowongso, Jumat (2/11/2012). Mereka memilih berjualan di pinggir jalan dengan alasan penataan pasar semrawut. (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

SOLO – Penataan di dalam pasar yang dinilai semrawut membuat banyak pedagang bunga di Pasar Kembang, Solo enggan berjualan di dalam pasar. Mereka memilih menjajakan bunga di pinggir Jl Honggowongso.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya mau berjualan di dalam pasar, asalkan pedagang ditata rapi. Enggak semrawut seperti sekarang ini,” ujar seorang pedagang bunga, Tri Setyowati, kepada Solopos.com, Jumat (2/11/2012). Kendati bangunan Pasar Kembang terbilang baru (dibangun 2007), kata Tri, penataan pedagang belum maksimal. Dengan kesemrawutan itu, menurut Tri dapat memengaruhi omset penjualan bunga bagi pedagang. “Pedagang bunga disuruh jualan di lantai dua, sedangkan bunga itu beda dengan dagangan lainnya. Bunga kan cepat layu, biar terlihat segar harus ada angin-angin. Hla sekarang bisa dilihat, rata-rata pedagang bunga pilih berjualan di lantai satu. Aksesnya juga gampang. Kalau enggak ada tempat, ya pilih jualan di pinggir jalan seperti ini,” jelasnya.

Menurut Tri, pada prinsipnya pedagang bunga siap mematuhi segala peraturan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo. Asalkan, penataan pedagang dilakukan secara kompak dan merata. “Kalau kami suruh berjualan di lantai dua, ya semua harus berjualan di lantai dua. Jangan dicampur seperti sekarang. Jika masih ada pedagang berjualan di lantai satu, pasti pedagang yang di lantai dua tidak laku. Inilah mengapa kami pilih berjualan di pinggir jalan. Tapi idealnya, pedagang bunga itu jualan di lantai satu, sedangkan pedagang bumbon bisa berjualan di lantai dua,” timpal pedagang bunga, Raharjo.

Selain penempatan pedagang yang merata, kata Raharjo, pedagang bunga meminta kepada DPP untuk memberikan akses jalan bagi pembeli. Sebab, selama ini pembeli merasa nyaman saat berhenti di pinggir jalan. “Harapannya pedagang bisa masuk semua dengan akses jalan yang memadai. Sebagai contoh, Pasar Kembang di Jogja, akses kendaraan bisa masuk ke dalam pasar,” jelas Raharjo.

Ditemui terpisah, Kepala Pasar Kembang, Sumadi, mengatakan pihaknya telah menampung keluhan dari pedagang mengenai penataan lokasi berjualan. “Semua aspirasi pedagang kami tampung. Dan aspirasi telah saya sampaikan kepada DPP,” jelas Sumadi.

Menurut Sumadi, usulan renovasi Pasar Kembang guna menunjang penataan pedagang masuk dalam anggaran 2013. Oleh sebab itu, pihaknya tidak bisa melakukan renovasi pada 2012. “Konsep renovasi memang sudah jelas. Dalam renovasi nanti, ada akses jalan yang menuju lantai dua. Selain itu, kami akan membongkar tembok untuk lubang angin-angin,” jelas Sumadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya