SOLOPOS.COM - Petugas pemadam kebakaran sampai pukul 15.00 WIB, Mingggu (10/5/2015), masih berupaya memadamkan api yang membakar Pasar Induk Johar, Semarang. (Insetyonoto/JIBI/Solopos)

Pasar Johar yang terbakar membuat pemerintah punya pekerjaan besar melakukan revitalisasi.

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah pusat segera merevitalisasi bangunan Pasar Johar Semarang Jawa Tengah tanpa melibatkan investor swasta pascakebakaran pasar terbesar di Semarang akhir pekan lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam waktu dekat ini, pemerintah berkonsentrasi mempersiapkan lokasi pasar darurat untuk suplai kebutuhan pokok dan menampung pedagang. Apalagi saat ini kebutuhan pasokan dan persediaan kebutuhan pokok semakin meningkat karena akan memasuki bulan Ramadan.

”Secepatnya, kami ingin merevitalisasi supaya lebih baik dan lebih nyaman bagi pedagang sendiri,” papar Menteri Perdagangan Rachmat Gobel disela-sela peninjauan ke Pasar Johar Semarang, Senin (11/5/2015).

Dia mengatakan anggaran revitalisasi terbesar di Jateng saat ini belum diketahui nominalnya karena akan dibahas dalam anggaran pendapatan belanja dan negara (APBN) 2016. Namun pihaknya menyakinkan dana revitalisasi berasal dari pemerintah bukan dari investor.

Rachmat Gobel mengakui Pasar Johar merupakan salah satu cagar budaya dan nilai sejarah yang luar biasa. Oleh karena itu, keberadaan pasar harus dijaga dan dipertahankan.

“Kita berikan harga yang murah dan baik serta dapat dijangkau oleh pedagang. Nanti dibicarakan dengan pemerintah kota dan pemerintah provinsi,” paparnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menegaskan seluruh pedagang Pasar Johar segera direlokasi ke pasar darurat yang disiapkan Pemerintah Kota Semarang. Relokasi harus dilakukan, ujar dia, karena kondisi bangunan pasar pascakebakaran sudah tidak dapat difungsikan lagi.

Jika pedagang tetap nekad berdagang di sekitar lokasi bekas kebakaran, paparnya, akan membahayakan keselamatan mereka. ”Bangunan pasar sudah tidak dapat digunakan untuk berdagang sehingga seluruh pedagang harus direlokasi ke tempat yang lebih aman dan nyaman,” ujar Ganjar.

Terkait area relokasi, pihaknya mengakui sudah ada namun kepastian masih rahasia. Alasannya, jika disampaikan sekarang dikhawatirkan terjadi gejolak pro-kontra dan saling rebutan.

Pasar rancangan arsitek asal Belanda Thomas Karsten yang terbakar pada Sabtu (9/5/2015) sekitar pukul 20.45 WIB saat ini menyisakan puing-puing atau ludes terbakar. Sekitar 7.000 pedagang yang setiap hari menjajakan beragam kebutuhan sehari-hari baik sembako, sandang maupun pernak-pernik kehilangan tempat berjualan.

Pemerintah Provinsi Jateng dan Pemkot Semarang berkoordinasi untuk merekolasi ribuan pedagang ke pasar darurat agar mereka secepatnya dapat kembali berdagang.

”Pro-kontra pedagang tentang pemilihan lokasi berdagang pasti ada. Untuk itu kami mengajak komunikasi dengan para pedagang. Karena beberapa kelompok pedagang menghendaki tempat relokasi yang berbeda-beda. Namun yang penting mereka dapat kembali berdagang,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya