SOLOPOS.COM - Pasar Johar Semarang dengan pilar-pilar cendawan yang khas pada zaman Belanda tampak megah, bersih, dan rapi. (Twitter.com)

Pasar Johar Semarang yang terbakar pada Mei 2015 oleh netizen Group Facebook MIK Semar diusulkan jadi pusat kegiatan budaya.

Semarangpos.com, SEMARANG – Lokasi sementara pedagang Pasar Johar Semarang di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) oleh kalangan netizen diusulkan menjadi permanen. Sedangkan bekas bangunan Pasar Johar yang terbakar pada Mei 2015 diusulkan agar diperuntukan menjadi pusat kajian atau kegiatan budaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pasar Johar terbakar Sabtu (9/5/2015) malam. (@fia51920177)
etugas pemadam berada dipuing-puing bangunan di dalam Pasar Induk Johar Semarang yang terbakar. Foto diambil Minggu (10/5/2015). (Insetyonoto/JIBI/Solopos)
Petugas pemadam berada dipuing-puing bangunan di dalam Pasar Induk Johar Semarang yang terbakar. Foto diambil Minggu (10/5/2015). (Insetyonoto/JIBI/Solopos)
Lapak sementara Pasar Johar, Kota Semarang, seluas 6,6 ha yang mampu menampung sekitar 4.800 pedagang. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)
Lapak sementara Pasar Johar, Kota Semarang, seluas 6,6 ha yang mampu menampung sekitar 4.800 pedagang. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)
Ekspedisi Mudik 2024


Sekedar bermimpi. Andaikan relokasi Pasar Johar yang sekarang ada di MAJT Jl. Arteri Soekarno-Hatta dijadikan permanen dengan dibangunkan gedung baru yang lebih representatif dan modern, serta mempunyai akses ke sana. Karena MAJT telah menjadi destinasi dari jamaah yang datang dari luar kota, tentu lebih banyak mendatangkan manfaat untuk ke duanya. Sedangkan Pasar Johar yang terbakar diperuntukan pusat kajian atau kegiatan budaya guna mendukung fungsi alun-alun yang akan dibangun lagi, dan tentu bisa berdampingan sebagai pasar sentra barang barang souvenir khas semarangan agar lebih sinergitas,” tulis pengguna akun Facebook Aryo Mf.

Tulisan Aryo yang diposting di Group Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar) pada Selasa (24/5/2016), mandapatkan dukungan dari para netizen. “Setuju,” tulis pengguna akun Facebook Abih Khan.

Pengguna akun Facebook Andi Kusumo juga memberikan dukungan. “Setuju,” tulisnya.

“Setuju banget om,” timpal pengguna akun Facebook Arif Handoyo.

“Kayak di Borobudur begitu ya om. Wisatawan dilewatkan di pasar ya,” tulis pengguna akun Facebook Widy Hanrayana.

Menurut pengguna akun Facebook Mustain Adinugroho Iwakspeed, harus disesuaikan dengan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW).  “Menurutku tinggal RTRW-nya gimana pak. Kesesuaian peruntukannya saja. Biar penataannya sesuai tata ruang,” tulis dia.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya