SOLOPOS.COM - Empat unit sepeda motor terparkir di lorong los zona pedagang daging di Pasar Ir. Soekarno, Sukoharjo, Selasa (21/7/2015). (JIBI/Solopos/Rudi Hartono)

Pasar Ir Soekarno Sukoharjo, penertiban dengan mengambil barang dagangan dinilai tak menimbulkan efek jera.

Solopos.com, SUKOHARJO–Penertiban pedagang dan patroli di sekitar Pasar Ir. Soekarno yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo dinilai melenceng dari konsep tujuan awal. Upaya petugas yang mengambil barang dagangan milik pedagang yang berjualan di trotoar tak menimbulkan efek jera bagi mereka.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Anggota Satpol PP Sukoharjo kembali melakukan patroli di sisi selatan dan barat Pasar Ir. Soekarno, Rabu (24/2/2016). Mereka mengambil meja dan timbangan milik pedagang yang nekat berjualan di trotoar.  Mereka diminta mengambil barang dagangan itu ke Kantor Satpol PP Sukoharjo. Upaya ini dilakukan agar para pedagang di luar pasar mau berjualan di dalam pasar. Namun, pada praktiknya, upaya itu tak membuahkan hasil. Pedagang masih masih berjualan di halaman rumah atau toko milik warga setempat.

Seorang pedagang Pasar Ir. Soekarno, Margono, mengatakan tujuan awal penertiban pedagang dan patroli agar para pedagang yang berjualan di trotoar mau masuk ke dalam pasar. Sehingga kondisi pasar tak lagi sepi. Seluruh transaksi jual beli dilakukan di dalam pasar sehingga menggeliatkan perekonomian daerah.

“Penertiban pedagang melenceng dari konsep tujuan awal. Nyatanya, pedagang masih berjualan di luar pasar,” kata dia, saat ditemui Solopos.com, Rabu (24/2/2016).

Menurut dia, pengambilan barang dagangan dan peralatan seperti meja dan timbangan milik pedagang tak akan menimbulkan efek jera. Dia meyakini pedagang tak akan mengambil barang dagangan dan peralatan yang diambil petugas Satpol PP Sukoharjo. Mereka memilih membeli peralatan baru dan kembali berjualan di luar area pasar. Artinya, penertiban pedagang dengan membongkar kanopi tidak berimplikasi kondisi di dalam pasar. Kondisi di dalam pasar tak berubah masih sepi seperti hari biasa.

“Walaupun meja atau timbangan yang diambil 20 buah dalam sehari tetap saja tidak akan mengubah kondisi di dalam pasar. Tak ada pengaruhnya sama sekali,” ujar dia.

Apabila Pemkab Sukoharjo benar-benar berniat ingin menata pedagang dan mewujudkan kondisi pasar yang ramai maka solusi alternatifnya adalah membangun tembok bsar yang mengelilingi pasar. Para pedagang yang berjualan di luar pasar mau tak mau bakal masuk ke dalam pasar lantaran terhalan tembok besar.

Dia mencontohkan kasus serupa di Pasar Wonokromo, Surabaya. Sebagian besar pedagang berjualan di luar pasar lantaran lokasinya sangat strategis. “Tembok besar yang dibangun setinggi tiga meter dan mengelilingi pasar. Lantaran ada tembok besar maka para pedagang masuk ke dalam pasar,” jelas dia.

Hal senada diungkapkan pedagang pasar lainnya, Yuna. Menurut dia, penertiban pedagang dan patroli terkesan hanya setengah hati. Pedagang di luar pasar tak bergeming kendati telah diperingatkan berulang kali oleh instansi terkait.

Di sisi lain, Kepala Satpol PP Sukoharjo, Sutarmo, mengungkapkan petugas akan bertindak tegas terhadap pedagang yang nekat berjualan di trotoar. Selain itu, patroli di sisi selatan dan barat Pasar Ir.Soekarno akan diintensifkan pada pagi hari. Dia akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo untuk menata para pedagang di luar pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya