SOLOPOS.COM - Ilustrasi gerbang depan Pasar darurat Ir Soekarno (JIBI/Solopos/dok)

Solopos.com, SUKOHARJO–Pedagang Pasar Ir. Soekarno yang cenderung putus asa melihat mangkraknya pasar akan menduduki Eks Gedung Lawa, Jumat (28/2/2014) pagi ini. Aksi tersebut digelar sebagai bentuk protes keras atas ketidakmampuan Pemkab Sukoharjo menyelesaikan masalah pasar.

Ketua Himpunan Pedagang Pasar Kota Sukoharjo (HPPKS), Fajar Purwanto, melalui pesan singkat yang diterima Solopos.com, Kamis (27/2), mengatakan aksi akan dimulai pukul 08.00 WIB. Para pedagang akan memulai aksi dari pasar darurat yang terletak di depan Pasar Ir. Soekarno.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami akan longmarch menuju bekas Gedung Lawa  sambil berorasi diikuti oleh HPPKS dan berbagai elemen mahasiswa dan masyarakat,” jelasnya.

Ia menjelaskan, sebagai bentuk solidaritas akan nasib yang menimpa mereka selama dua tahun terakhir, para pedagang di pasar darurat akan tutup selama sehari. Menurut dia, sekitar 1.000 massa akan ambil bagian dalam aksi tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

“Selama ini kami berkali-kali menyampaikan pada Pemkab untuk duduk bersama namun tidak direspons.  Sehingga kalau Pemkab tidak bersalah, mengapa mereka tidak mau diajak duduk bersama? Ada apa?” Ujarnya.

Ia menegaskan, keinginan pedagang untuk duduk bersama sudah ada sejak awal. Tetapi, ia menilai Pemkab hanya mengulur-ulur waktu dan menyampaikan janji-janji semata. Ia mempertanyakan tindak lanjut dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang rencananya akan diserahkan kepada Pemkab Sukoharjo pada Jumat di Semarang.

“Dulu BPKP yang menangani. Sekarang  BPK. Lalu, setelah BPK siapa lagi?” Tanyanya retoris.

Ia menjabarkan, proses audiensi dengan surat resmi dan komunikasi dengan Pemkab sudah dilakukan pedagang. Ia tak rela kalau ada orang yang meminta para pedagang bersabar karena mereka sudah menunggu hampir dua tahun lamanya. “Ngomong sabar setiap orang bisa. Tapi apa pernah wakil rakyat pergi ke pasar darurat dan menanyakan kondisi pedagang?” Keluhnya.

Rencana aksi menduduki Gedung Pusat Promosi Potensi Daerah (GPPPD) Sukoharjo kali pertama disampaikan Wanto kepada pers pada Selasa (25/2).  Para pedagang, kata dia, akan melakukan aksi besar-besaran pada Jumat.

“Hari itu bertepatan dengan penyerahan laporan hasil pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kepada pemkab. Bagi pedagang, LHP tidak ada manfaatnya,” paparnya.

Menurutnya, rencana aksi besar-besaran untuk menduduki paksa eks Gedung Lawa terbersit setelah permohonan pedagang untuk menempati gedung itu tak mendapat respons positif dari pemkab.

“Kami mengajukan permohonan pada 27 Januari 2014. Surat balasan dari pemkab kami terima 10 Februari 2014.  Isinya tak dapat mengabulkan permohonan kami,” kata dia.

Pedagang di pasar darurat merasa kecewa dengan balasan surat itu karena pedagang mendengar isu toko di eks Gedung Lawa justru akan digunakan orang luar Sukoharjo. Padahal, lanjutnya, sesuai surat pemkab yang ditandatangani Sekda Sukoharjo, Agus Santosa, gedung itu diperuntukkan bagi produk unggulan masyarakat.

“Pengusaha tahu-tempe apa mampu membayar? Kabarnya biaya sewa Rp15 juta per tahun. Kami tetap akan aksi apapun risikonya,” tuturnya.

Aktivis Liga Mahasiswa Nasionalis Demokratik (LMND), Sumarjono, yang hadir dalam konferensi pers, saat ditemui Espos, mengatakan aksi sudah masuk tahap finalisasi konsep. Menurutnya, LMND Jawa Tengah bersama elemen mahasiswa dan masyarakat akan turut serta dalam aksi. “Kami akan maju,” kata dia.

Sementara itu, Kapolres Sukoharjo, AKBP Ade Sapari, saat ditemui wartawan, Rabu (26/2), menyatakan kesiapan personelnya mengamankan aksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya