SOLOPOS.COM - Empat unit sepeda motor terparkir di lorong los zona pedagang daging di Pasar Ir. Soekarno, Sukoharjo, Selasa (21/7/2015). (JIBI/Solopos/Rudi Hartono)

Pasar Ir Soekarno Sukoharjo masih menuai protes.

Solopos.com, SUKOHARJO — Pedagang daging Pasar Ir Soekarno Sukoharjo protes. Bau amis di los pedagang daging Pasar Ir. Soekarno, Sukoharjo, Selasa (21/7/2015), siang menyengat. Hanya ada enam pedagang yang berjualan pada Selasa (21/7) itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka terdiri atas pedagang daging ayam, sapi, dan ikar segar. Selebihnya hanya ada lima unit sepeda motor yang terparkir di lorong. Zona pedagang daging tersebut berkapasitas lebih dari 40 unit.

Ya, terdapat sepeda motor di dalam pasar yang dibangun dengan biaya miliaran rupiah itu. Sejumlah pedagang mengaku sengaja memarkirkan sepeda motor di dalam pasar atas alasan tertentu. Salah satu sepeda motor itu milik Tarto, 40.

Pedagang daging ayam asal Begajah, Kecamatan Sukoharjo tersebut sengaja memarkir sepeda motor bebeknya di dalam pasar sebagai bentuk kritik atas kondisi zona pedagang daging yang melompong.

Bahkan dia mengumpamakan kondisi itu sepi seperti permakaman. Hiperbola memang, tetapi menurut Tarto itu lah kenyataannya.Sejak pasar ditempati pada 9 Januari lalu, sampai sekarang para pedagang daging tidak mau menempati los yang sudah menjadi jatah mereka. Pedagang berizin yang berhak menempati los di zona tersebut lebih dari 36 orang.

Berjualan di Luar Pasar

Kebanyakan dari mereka memilih berjualan di luar pasar untuk mendapatkan lebih banyak pembeli. Akibatnya, pembeli enggan masuk ke dalam pasar karena lebih memilih membeli dari pedagang daging di luar pasar.

Sebab, pembeli merasa lebih mudah menjangkau dari pada harus memarkirkan sepeda motor untuk menghampiri pedagang daging di dalam pasar.

Kondisi tersebut membuat pedagang yang tertib berdagang di dalam pasar selalu mengeluh. Jumlah mereka kurang dari 10 orang. Seiring berjalannya waktu beberapa pedagang yang semula tertib ikut berjualan di luar pasar, lantaran tak mau rugi.

“Dari pada sepi begini buat parkir motor saja. Sebenarnya pengelola pasar melarang. Tapi, ini bentuk kritik dari kami. Pengelola selalu bilang akan menertibkan pedagang yang ada di luar pasar, enggak hanya pedagang daging tapi semua, agar masuk ke dalam pasar. Tapi nyatanya enggak ada. Los, terutama zona daging tetap sepi pedagang,” kata Tarto.

Pedagang daging ayam lain, Dasmilah, 41, sengaja memarkirkan sepeda motornya di dalam pasar karena mengikuti Tarto. Dia merasa parkir di dalam pasar lebih aman. Pedagang asal Ngemol, Sidorejo, Bendosari, Sukoharjo itu menilai hal tersebut tidak masalah.

“Toh zona daging ini kan sepi pedagang dan pembeli,” ucap dia.

Lurah Pasar Ir. Soekarno, Tri Sukrisno, pada kesempatan sebelumnya mengklaim selalu berupaya menertibkan pedagang di luar pasar. Bahkan, penertiban itu dilakukan setiap hari.

Saat ditertibkan mereka bersedia masuk pasar. Namun, setelah siang banyak yang kembali berjualan di luar pasar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya