SOLOPOS.COM - Pedagang berjualan di trotoar jalan di sisi selatan Pasar Ir Soekarno, Sukoharjo, Jumat (13/11/2015). Trotoar jalan itu diduga disewakan oleh pemilik toko dan warga setempat. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Pasar Ir Soekarno, Pemkab Sukoharjo diminta memasang papan larangan berjualan di trotoar.

Solopos.com, SUKOHARJO–Sejumlah pedagang meminta instansi terkait agar memasang papan larangan berjualan di trotoar sisi selatan dan barat Pasar Ir. Soekarno. Hal itu dilakukan agar para pedagang memahami aturan dan sanksi apabila masih nekat berjualan di trotoar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kendati telah berulang kali ditertibkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol)) Sukoharjo namun mayoritas pedagang masih berjualan di luar pasar. Belum ada satu pun pedagang yang pindah berjualan di dalam pasar. Mereka berjualan di halaman rumah atau toko milik warga setempat. Para pedagang terkesan tak menggubris himbauan Pemkab Sukoharjo agar mau berjualan di dalam pasar. Sehingga kondisi pasar lebih ramai yang berimplikasi mendorong geliat perekonomian daerah.

Ekspedisi Mudik 2024

Seorang pedagang ayam potong Pasar Ir. Soekarno, Sumarsono, mengatakan papan larangan harus dipasang di sepanjang trotoar sisi selatan dan barat Pasar Ir. Soekarno. Papan itu berisi regulasi tentang ketertiban umum yang disertai sanksi bagi para pelanggar. Apabila papang larangan dipasang di trotoar maka bakal dibaca oleh para pedagang oprokan setiap hari.

“Para pedagang di luar trotoar harus tahu aturan mengenai ketertiban umum. Sehingga mereka tak berani lagi berjualan di trotoar,” kata dia, saat ditemui Solopos.com, Minggu (20/3/2016).

Sebenarnya, ia telah berulang kali mengusulkan agar instansi terkait memasang papan larangan di sepanjang trotoar di sisi selatan dan barat pasar pada beberapa tahun lalu. Namun, usulan itu tak pernah direspon oleh instansi terkait. Sementara para pedagang makin memenuhi trotoar yang diperuntukkan bagi para pejalan kaki.

Menurut dia, mayoritas pedagang di luar pasar enggan berjualan di dalam pasar lantaran khawatir barang dagangannya tak laku. “Instansi terkait harus turun lapangan menemui para pedagang di luar pasar. Mereka diajak rembukan agar mau berjualan di dalam pasar. Walaupun 100 kali ditertibkan, para pedagang tetap memilih berjualan di luar pasar,” ujar dia.

Sumarsono pesimistis Pemkab Sukoharjo dapat mengatasi sepinya kondisinya Pasar Ir. Soekarno lantaran permasalahan di pasar tradisional itu sangat komplek. Kondisi sepinya pasar dipicu mangkraknya pembangunan Pasar Ir. Soekarno sekitar dua tahun. Saat itu, sebagian pedagang sudah berjualan di luar pasar. Kondisi itu tak mengalami berubah hingga sekarang.

Pernyataan serupa diungkapkan pedagang toko kelontong Pasar Ir. Soekarno, Yunan. Menurut dia, para pedagang tak akan berjualan di trotoar apabila ada ketegasan dari instansi. Penertiban pedagang maupun pembongkaran kanopi yang dilakukan Pemkab Sukoharjo tak akan menimbulkan efek jera bagi pedagang yang berjualan di luar pasar.

Menurut dia, salah satu solusi untuk meramaikan kondisi pasar adalah membangun tembok besar yang mengelilingi pasar. “Anggaran membangun tembok memang cukup besar namun sangat efektif mengatasi permasalahan sepinya pasar. Para pedagang tak bisa berjualan di luar pasar lantaran terhalang tembok,” tambah dia.

Di sisi lain, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo, Sutarmo, enggan berkomentar terkait permintaan pemasangan papan larangan di trotoar maupun pembangunan tembok besar. “Maaf ya, no coment,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya