SOLOPOS.COM - DAYA TARIK -- Pasar ikan hias di kompleks Pasar Gede selama ini menjadi daya tarik wisata tersendiri. Sejumlah wisatawan asing terlihat mengunjungi kios di pasar ikan hias beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/dok)

DAYA TARIK -- Pasar ikan hias di kompleks Pasar Gede selama ini menjadi daya tarik wisata tersendiri. Sejumlah wisatawan asing terlihat mengunjungi kios di pasar ikan hias beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Pemkot Solo berencana meresmikan Pasar Ikan Hias Depok, Banjarsari, bulan Desember 2011 ini. Terkait itu, sebanyak 22 pedagang ikan hias yang selama ini beraktivitas di Pasar Gede diminta mulai menempatinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pasar Ikan Hias Depok yang dibangun dengan dana alokasi khusus (DAK) dari Kementerian Perikanan dan Kelautan pada 2010-2011 itu memang diperuntukkan bagi pedagang ikan hias di Pasar Gede. Mereka semua akan direlokasi ke pasar yang berada di belakang kampus Universitas Tunas Pembangunan (UTP) itu.

Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo telah mengundang para pedagang ikan hias itu untuk diberi penjelasan dan sosialisasi. Dalam pertemuan yang digelar di Aula DPP, Kompleks Balaikota, Kamis (8/12/2011), para pedagang awalnya
menolak. “Kami siap pindah, tapi kami juga berharap tetap bisa berjualan di Pasar Gede. Jadi seperti membuka cabang. Kami sudah menjalankan usaha di sana cukup lama. Dari awalnya diskotik, kemudian berubah jadi pasar ikan hias, tidak pernah ada yang mengusik. Tapi sekarang setelah usaha berjalan baik, masyarakat sudah mengenal kami, malah mau dipindah,” ujar salah satu pedagang, Yuli.

Namun, mereka berangsur-angsur bisa menyetujui relokasi itu ketika diungkapkan bahwa Pemkot akan memberikan waktu satu tahun bagi para pedagang itu untuk tetap berjualan di Pasar Gede. “Pedagang diberi waktu sampai Desember 2012 untuk tetap berjualan di Pasar Gede, sambil menghidupkan pasar yang baru. Yang jelas, saat peresmian, sudah ada aktivitas,” kata Kabid Pendapatan Pasar DPP, Sigit Prakoso, yang memimpin pertemuan itu.

Sigit mengungkapkan meski jumlah pedagangnya tercatat 22 orang, namun jumlah surat hak penempatan (SHP) mereka ada 35 lembar. Hal itu karena ada pedagang yang memiliki banyak los. Kendati demikian, bukan berarti pedagang akan mendapatkan tempat sesuai jumlah SHP yang mereka miliki, sebab jumlah los dan kios di Pasar Ikan itu terbatas. Hanya ada 40 los dan delapan los. Los dan kios itu dilengkapi dengan fasilitas sesuai standar Kementerian Perikanan dan Kelautan.

Ditambahkan Kepala DPP, Subagiyo, pembagian kios/los akan dilakukan secara proporsional. Misalnya setiap kepemilikan lima los akan ditukar dengan satu kios, empat los ditukar dengan tiga los, dan seterusnya. “Ini untuk asas pemerataan dan keadilan. Kami kan juga harus mengakodasi pengajuan baru. Ada tujuh orang yang mendaftar untuk pengajuan baru,” kata Subagiyo, ditemui secara terpisah di Balaikota.

Subagiyo menambahkan pengundian kios/los akan dilakukan dalam 2-3 hari ke depan. Setelah itu, diharapkan pedagang bisa mulai beraktivitas di pasar itu sebelum tanggal 20 Desember.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya