SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Hewan Jatinom pada hari pertama pasar hewan dibuka lagi setelah ditutup lebih dari sebulan, Rabu (29/6/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sejumlah warga kecele ketika mendatangi Pasar Hewan Jatinom yang dibuka kembali, Rabu (29/6/2022). Pasalnya, mereka tak mendapati sapi yang dijual di pasar yang berlokasi di Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom.

Salah satunya Tukiran, 72, warga asal Cluntang, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Dia datang ke pasar hewan Jatinom lantaran Rabu bertepatan dengan hari pasaran pasar hewan tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hanya, tak ada sapi yang dibawa para pedagang ke pasar hewan tersebut lantaran pedagang masih khawatir terhadap persebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di pasar serta khawatir tak ada pembeli.

Tukiran mengaku kedatangannya ke Pasar Hewan Jatinom untuk survei ternak sekaligus harga. Hal itu dia lakukan guna mencarikan hewan kurban masjid kampungnya di Boyolali.

Selama beberapa waktu terakhir dia sudah mendatangi dua pasar hewan di Jatinom serta di Boyolali serta mendatangi banyak kandang di wilayah Boyolali dan Klaten.

Baca Juga: Pasar Hewan Klaten Akhirnya Dibuka Lagi Besok, tapi…

“Kalau di kampung-kampung [langsung mendatangi kandang] sudah banyak,” kata Tukiran saat ditemui di Pasar Hewan Jatinom Klaten, Rabu (29/6/2022).

Tukiran mengaku hingga kini belum mendapatkan hewan kurban yang sesuai dengan budget yang disiapkan. Harga sapi potong layak untuk hewan kurban jauh lebih tinggi dibandingkan Iduladha tahun lalu.

“Tahun ini susah. Mungkin bisa saja tidak kurban tahun ini karena sulit cari hewan kurban. Soal harga itu tergantung kondisi hewannya. Ada yang lebih dari Rp20 juta. Tahun lalu beli sapi Rp16,5 juta itu sudah dapat yang besar. Sekarang hanya dapat kecil-kecil. Sekarang itu kalau yang besar paling tidak Rp21 juta. Ini misalkan tidak ada PMK, hari-hari seperti ini sudah beli dan dirawat dulu kurang dari dua pekan atau 10 hari Iduladha,” ujar dia.

Jika tak kunjung mendapatkan sapi untuk kurban jemaah masjid di kampungnya, Tukiran mengatakan takmir masjid bisa saja mengganti sapi dengan kambing. Namun, harga kambing yang layak kurban saat ini sudah mahal.

Baca Juga: Penutupan Pasar Hewan Klaten, Bupati ke Pedagang Ternak: Mohon Sabar

“Kambing saat ini harganya juga minimal Rp2,5 juta sampai Rp3 juta. Kalau dulu Rp2,5 juta sudah dapat yang besar,” ungkap dia.

Salah satu pedagang ternak, Sukadi, 63, mengatakan aktivitas jual-beli ternak terhambat gara-gara persebaran virus PMK. Sukadi memilih tak mengumpulkan ternak siap dijual di satu kandang.

“Saya sudah beli di kampung-kampung [untuk persediaan penjualan ternak menjelang Iduladha]. Saya taruh di petani, tidak berani bawa pulang karena takut kena PMK,” kata warga Kecamatan Tulung itu.

Disinggung jual beli ternak menjelang Iduladha, Sukadi mengatakan selama ini mengandalkan pembeli yang datang langsung ke kandang. Selain itu, dia menawarkan ternak secara online dibantu cucunya.

Baca Juga: Hari Pertama Dibuka, Pasar Hewan Jatinom Klaten Malah Sepi

“Saya masih banyak permintaan. Sudah mengeluarkan [menjual] 30 ekor. Ini juga ada permintaan untuk pengiriman 10 ekor ke Bandung. Mudah-mudahan nanti bisa dapat surat keterangan kesehatan hewan untuk pengiriman ke Bandung,” kata Sukadi.

Soal harga, Sukadi mengaku harga jual ternak menjelang Iduladha saat ini lebih tinggi ketimbang Iduladha tahun lalu. Saat ini, harga sapi siap potong untuk kurban di atas Rp20 juta.

“Kisaran Rp23 juta sampai Rp24 juta. Kalau dibawah Rp20 juta sapi yang kecil-kecil. Harganya tinggi karena memang barangnya susah diperoleh,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya