SOLOPOS.COM - Petugas mengecek kesehatan sapi untuk memastikan terjangkit atau tidaknya sapi-sapi yang diniagakan di Pasar Hewan Pracimantoro, Jumat (13/5/2022), terbebas dari penyakit mulut dan kuk. (Istimewa/Polres Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Wonogiri mendukung langkah Pemkab menutup pasar hewan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak. Meski begitu, penutupan pasar hewan bukan satu-satunya jalan.

Pemkab Wonogiri melalui instansi terkait bisa juga melakukan optimalisasi layanan pos ternak untuk memeriksa kesehatan hewan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua DPRD Wonogiri, Sriyono, mengatakan penularan PMK berpotensi tinggi saat sapi berkerumun. Penulrana itu sangat mungkin terjadi di pasar hewan. Jadi langkah Pemkab Wonogiri menutup pasar hewan dianggap sudah tepat.

“Kalau sapi di kandang-kandang petani itu kan enggak ke mana-mana. Kerumunannya ada di pasar hewan. Di satu sisi penutupan pasar hewan memang merugikan pedagang dan peternak sapi, tapi itu menjadi satu-satunya cara yang bisa dilakukan,” ungkapnya saat ditemui di Kantor DPRD Wonogiri, Senin (30/5/2022).

Di sisi lain, Pemkab Wonogiri telah memiliki layanan Pos Ternak. Namun layanan itu belum berjalan maksimal. Jika Pos Ternak itu berfungsi optimal, Sriyono menilai penularan PMK bisa ditekan.

Baca Juga: Kasus PMK di Sragen Capai 82 Kasus di 11 Kecamatan, Ini Persebarannya

Salah satu contohnya yang terjadi di Pasar Hewan Pracimantoro, Senin (23/5/2022) lalu. Dari 356 ekor sapi yang diperiksa, 13 ekor di antaranya terdeteksi suspek PMK.

Penemuan itu berbuntut penutupan seluruh pasar hewan di Kabupaten Wonogiri. Pusat perniagaan sapi dan kambing terhenti, yang kemudian berimbas kerugian yang dialami pelaku usaha peternakan. Apalagi, 13 hewan bersuspek PMK itu sejatinya bukan berasal dari Wonogiri, melainkan dari Boyolali, Pacitan, dan Magetan.

“Sebelum masuk ke pasar hewan, sapi-sapi dicek di pos ternak. Sapi yang bergejala PMK tidak boleh masuk. Sebenarnya di perbatasan Wonogiri itu pasti ada yang menjaga, maka harusnya penjagaan itu harus dimaksimalkan,” imbuh politikus PDIP itu.

Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri, Sutardi, mengklaim layanan pos ternak di setiap pasar hewan masih aktif. Ada juga petugas yang berjaga saat pasar hewan dibuka. Namun ia tak menampik pengecekan hewan ternak sebelum masuk pasar belum dilakukan.

Baca Juga: Suspek Bertambah, Ini Zona Persebaran PMK pada Sapi di Boyolali

Alasannya yaitu keterbatasan jumlah petugas di tiap kecamatan. Terlebih, pasar hewan yang sudah ramai sejak dini hari. Ada  ratusan ekor hewan ternak yang diperjual belikan, petugas tak bisa memeriksa semuanya.

“Dengan kondisi PMK yang sekarang, petugas kami akan memberi pengetatan maksimal. Sekarang pasar hewan ditutup, nanti jika sudah dibuka akan kami maksimalkan pengecekan kesehatan hewan di pos ternak. Terutama, SKKH [Surat Keterangan Kesehatan Hewan] harus dipastikan dibawa pemilik ternak,” ucap Sutardi, Selasa (31/5/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya