SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA — Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja menerima anugerah Inovasi Managemen Perkotaan (IMP) 2013 dalam bidang Pengelolaan Pasar Tradisional. Padahal, banyak persoalan yang dihadapi Pemkot terkait pengelolaan pasar tradisional di Jogja. Salah satunya, kisruh soal Pasar Giwangan.

Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jogja, Purnomo mengatakan, persoalan di Pasar Giwangan tidak masuk dalam kategori penilaian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sebab, penilaian dilakukan sejak Juli 2012. Fokusnya pada inovasi dalam mengembangkan pasar tradisional. Jadi, (kisruh Pasar Giwangan) tidak memengaruhi penilaian,” paparnya saat jumpa pers di Balaikota Jogja, Rabu (27/2/2013).

Anugerah IMP 2013 tersebut, katanya, diterima Walikota Jogja Haryadi Suyuti pada Selasa (26/2/2013) malam di Jakarta dari Kementerian Dalam Negeri. Beberapa program Pemkot yang menjadi perhatian pemerintah pusat, imbuh Purnomo, antara lain revitalisasi Pasar Ngasem serta keterlibatan pedagang Pasar Kranggan dalam pengembangan pasar.

“Adanya Sekolah Pasar hasil kerjasama Pemkot dengan UGM juga memiliki pengaruh positif dalam kemajuan pasar tradisional,” ucapnya.

Terkait kisruh di Pasar Giwangan, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (Dinlopas) Jogja, Suyana mengaku akan terus melakukan pendekatan. Namun, dia belum sependapat dengan usulan pembentukan paguyuban baru di sana.

“Daripada harus membentuk paguyuban baru, cukup dilakukan penyegaran kepengurusan di dalam Paguyuban Sandi Mukti,” terangnya.

Suyana menambahkan, para pedagang selama ini berjualan di lapak yang belum sepenuhnya permanen. Oleh karena itu, pihaknya kini juga terus melakukan pendataan agar nantinya para pedagang dibangunkan lapak yang permanen. “Semua pihak harus duduk bersama agar tetap rukun,” ucapnya.

Dugaan pungutan liar (pungli) di Pasar Giwangan menimbulkan polemik di dalam paguyuban Sandi Mukti. Ketua Paguyuban Sandi Mukti, Basri mengaku, masih akan melakukan pendekatan kepada para pedagang. Iuran Rp1,5 juta untuk keperluan genset yang menjadi sumber konflik, sudah dikembalikan setelah mendapat bantuan genset dari salah satu pengurus partai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya