SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kini makin banyak ponsel yang berharga murah dengan fitur yang makin komplet. Ibaratnya, kalau ponsel lama kita rusak, mendingan beli baru saja sekalian.

Meski begitu, usaha bengkel ponsel ternyata tak lantas kehilangan pasar. Kenyataannya, bisnis yang sudah mulai booming sejak 2005 ini masih tetap hidup, bahkan jumlahnya terus bertambah. Tak perlu susah-susah mencarinya, Anda bisa menemukannya dengan di Plaza Singosaren, Solo. Di setiap sudut pasar tersebut ada saja yang membuka jasa reparasi ponsel dan jumlahnya hampir sama banyaknya dengan penjual ponsel baru.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

MAHAL-Seorang teknisi di Plaza Singosaren sedang mengecek sebuah ponsel milik pelanggannya. Meski makin banyak ponsel murah membanjiri pasar, bengkel ponsel tidak kehilangan pelanggan.(JIBI/SOLOPOS/Adib Muttaqin Asfar)

Meski ponsel murah asal China datang menyerbu, ponsel-ponsel produksi vendor asal Eropa, Jepang dan Korea tidak begitu saja kehilangan pasar. Inilah yang membuat usaha bengkel ponsel masih tetap bisa bertahan. Selama ponsel-ponsel ini ada yang menggunakan, pemilik bengkel ponsel tidak akan kehilangan rezeki.

“Saya buka usaha ini sejak 2007, sampai sekarang juga tidak pernah surut,” kata Susanto, pemilik Fresh Phone yang berlokasi di Singosaren. Selama empat tahun menjalankan usahanya, Susanto membuktikan bisnis reparasi ponsel nyaris tak pernah surut. Bahkan di kawasan yang sama, jumlah usaha servis ponsel terus bertambah.

Sebagian dari mereka merupakan bekas anak buah Susanto yang kini berusaha mandiri dengan membuka usaha sendiri. “Itu yang dipojok, dulu yang mendidik saya. Di dalam juga ada mantan karyawan saya,” katanya sambil menunjuk sebuah kios di selatan kawasan tersebut.

Persaingan sehat
Susanto bahkan tidak merasa khawatir dengan perkembangan baru bisnis ponsel saat ini. Maklum, kini hampir setiap vendor ponsel membuka pusat layanan perbaikan di banyak tempat, termasuk Solo. Di Plaza Singosaren saja ada beberapa pusat servis untuk merk ponsel tertentu. Bahkan produsen ponsel asal China pun ikut membuka gerai servis.

“Berapa pun service center yang buka di sini, saya malah merasa tertantang, bahkan seandainya buka di samping kios saya sekalipun,” tegas Susanto. Keyakinan yang sama juga diungkapkan oleh pemilik usaha jasa reparasi ponsel lainnya. Dwi Meda, pemilik Ocean Cell, Singosaren, mengaku baru dua tahun menjalankan usaha di kawasan tersebut. Meski tergolong baru, usahanya cukup berhasil mendapatkan banyak pelanggan.

“Kalau ponsel-ponsel yang agak mahal rusak pasti dibawa ke sini, apalagi kalau cuma rusak hardware-nya,” kata Dwi. Bagi pemilik jasa reparasi ponsel seperti Dwi, kerusakan ponsel bukan hal sulit untuk dilacak dan diperbaiki. Kalau hanya kerusakan hardware, cukup diganti dengan perangkat yang baru. Kerusakan LCD misalnya, bisa diperbaiki hanya dalam waktu satu jam. Bahkan untuk tingkat kerusakan paling parah pun, perbaikan hanya membutuhkan waktu maksimal tiga hari.

Adib Muttaqin Asfar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya