SOLOPOS.COM - Gubernur Ganjar Pranowo blusukan di Pasar Karangayu Semarang, Senin (8/6/2020). (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG – Pasar-pasar tradisional di Kota Semarang kemungkinan tetap beroperasi selama penerapan Gerakan Jateng di Rumah Saja yang dicanangkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, pada Sabtu-Minggu (6-7/2/2021).

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fravarta Sadman, mengatakan pihaknya siap menjalankan instruksi Gubernur Jateng terkait Gerakan Jateng di Rumah Saja. Terlebih lagi, instruksi itu sudah memiliki payung hukum berupa SE Gubernur Jateng No.443.5/000/1933 tentang Peningkatan Kedisiplinan dan Pengetatan Protokol Kesehatan pada PPKM Tahap II di Jateng.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

"Intinya kita akan mengamankan SE Gubernur itu. Protokol kesehatan akan kita ketatkan," ujar Fravarta saat dihubungi Semarangpos.com, Rabu (3/1/2021).

Baca juga: Gerakan 2 Hari Jateng di Rumah Saja: Mal, Pasar & Tempat Wisata Diminta Tutup

Ekspedisi Mudik 2024

Kendati demikian, Fravarta mengaku tidak berencana melakukan penutupan pasar-pasar tradisional di Kota Semarang selama gerakan Jateng di Rumah Saja dilaksanakan.

Padahal, dalam SE Gubernur tersebut, pada poin 1.C disebutkan adanya penutupan pasar selama gerakan Jateng di Rumah Saja.

Baca juga: Besi Penutup Drainase Underpass Makamhaji Sering Hilang, Digondol Siapa?

Pasar Tradisional Boleh Buka

Menurut Fravarta, penutupan pasar hanya diberlakukan terhadap pasar tiban atau yang beroperasi setiap akhir pekan. Sedangkan, untuk pasar tradisional tetap diizinkan beroperasi seperti biasa.

"Kan di SE sudah jelas. Di situ disebutkan untuk kebutuhan logistik dan pokok masyarakat masih diizinkan [buka]. Jadi, enggak masalah kalau seperti pasar yang menjual kebutuhan pokok masyarakat masih beroperasi," tuturnya.

Meski diizinkan beroperasi, Fravarta mengaku akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat di lingkungan pasar tradisional. Pedagang maupun pengunjung diwajibkan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak saat berada di lingkungan pasar.

"Kalau untuk pasar mingguan [tiban] kita minta tutup dulu. Kan di Semarang ada beberapa lokasi seperti Jl. Mangunsarkoro, sekitar Jl. Pahlawan [car free day], dan Jl. W.R. Supratman. Itu koordinatornya sudah kita kumpulkan dan diminta tutup dulu," tuturnya.

Baca juga: Wiiihh... Harga Tanah di Sekitar JLK Wonogiri Naik 30% Tiap Tahun

Pedagang Bingung

Sementara seorang pedagang Pasar Peterongan, Semarang, Is, mengaku masih bingung dengan gerakan Jateng di Rumah Saja. Ia belum tahu apakah akan tetap membuka lapak dagangannya pada akhir pekan nanti, atau menutupnya.

"Saya belum tahu. Masih menunggu sosialisasi dari Dinas Perdagangan," ujar Is.

Senada juga disampaikan Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Kota Semarang, Indah Handayani. Ia mengaku hingga kini belum mendapat sosialisasi dari Pemkot Semarang terkait penerapan Jateng di Rumah Saja.

"Katanya baru besok [Kamis, 4 Februari 2021] dikumpulkan. Mau ada sosialisasi. Kami masih bingung," ujar Indah.

Baca juga: 289 Ha Sawah di 5 Wilayah Jateng Kebanjiran & Gagal Panen, Salah Satunya Klaten

Indah mengaku masih bimbang menanggapi aturan dari Gubernur Jateng itu. Di satu sisi, ia ingin mematuhi aturan itu sebagai pencegahan persebaran Covid-19. Namun di sisi lain, sebagai PKL pihaknya harus mencari penghasilan.

"Bagi kami itu dilematis. Di satu sisi, kami ingin mematuhi aturan pemerintah. Tapi, di lain sisi itu juga menyusahkan. Kita tidak boleh berjualan, di rumah saja," keluhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya