SOLOPOS.COM - Ilustrasi demo buruh tuntut upah layak (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, SOLO — Serikat Pekerja Nasional (SPN) Solo mengaku tidak gentar menghadapi pasar bebas. Padahal kalangan akademisi menilai para buruh di Indonesia belum siap menghadapi era itu.

Penilaian itu antara klain hadir dari pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Lukman Hakim. Saat dihubungi Solopos.com, Jumat (4/4/2014), ia menyampaikan saat ini tenaga kerja Indonesia belum siap menghadapi pasar bebas itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Diingatkannya, tenaga kasar pun di luar negeri memiliki sertifikat keahlian. Sedangkan pemerintah Indonesia hingga kini belum serius menyiapkan hal tersebut. Dengan demikian, bahkan tenaga kasar di negeri ini tak layak bersaing dalam pasar bebas.

Kenyataan yang dipaparkan Lukman Hakim itu jelas bertolak belakang dengan persepsi organisasi buruh seperti SPN Solo. Seperti diberitakan Solopos.com, Ketua SPN Solo Hudi Wasisto misalnya justru girang dengan hadirnya era pasar bebas itu.

Hudi Wasisto tegas menyatakan SPN Solo tidak gentar dengan pasar bebas yang memungkinkan masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia. Hudi Wasisto beranggapan pasar bebas bakal mendongkrak kesejahteraan buruh.

Dengan mengabaikan kenyataan bahwa tenaga kerja terdidik dan terampil adalah juga buruh atau pekerja, ia menyatakan bahwa tenaga kerja asing yang bakal masuk ke Indonesia justru dapat meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dalam negeri. Menurut dia, tenaga kerja yang bakal masuk Indonesia hanyalah tenaga ahli asing yang hanya mengancam posisi tenaga ahli lokal, bukan kalangan SPN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya