Baca Juga: Rumah Warga Sumberlawang Sragen Terbakar, Uang Rp17 Juta Jadi Abu
Solopos.com, SRAGEN — Datangnya Pandemi Covid-19 telah memengaruhi sendi-sendi kehidupan. Tidak sedikit usaha warga yang gulung tikar karena tak mampu bertahan di tengah hantaman pandemi.
Sebagai bentuk ikhtiar membangkitkan perekonomian di masa pandemi, Pemdes Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, membuka Pasar Bahulak pada pertengahan 2020 lalu. Pasar ini berlokasi di tanah kas desa seluas sekitar 4 hektare yang sebelumnya tidak terawat di Dukuh Sawahan.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Pasar yang khusus menjajakkan aneka kuliner atau jajanan tradisional itu pada awalnya digelar setiap selapanan atau 35 hari sekali. Tingginya antusias warga terhadap pasar ini membuat Pemdes Karungan membuka Pasar Bahulak sekali dalam dua pekan, tepatnya pada Minggu pagi.
Ratusan bahkan ribuan warga datang silih berganti meramaikan Pasar Bahulak. Sebagai upaya untuk membentengi para pedagang dan pengunjung dari penuralaran virus Corona, protokol kesehatan diberlakukan di pasar ini. Sejumlah wastafel berjajar di depan gapura masuk Pasar Bahulak. Beberapa botol hand sanitizer terpasang di pintu masuk.
Dalam rangka menjaga jarak dengan pembeli, semua lapak pedagang dipasangi plastik transparan. Demikian pula pada lapak untuk menukarkan uang dengan koin sebagai alat transaksi juga dipasangi plastik transparan. Tanpa mengenakan masker, pengunjung tidak boleh masuk ke Pasar Bahulak demi mencegah potensi penularan Covid-19.
“Jumlah pedagang Pasar Bahulak sampai saat ini ada 74 yang terdiri atas 70 pedagang kuliner dan empat pedagang suvenir. Perputaran uang di kisaran Rp30 juta hingga Rp50 juta. Perputaran uang tertinggi terjadi pada 10 Januari 2021 lalu yakni mencapai Rp64 juta dalam waktu empat jam. Mulai pukul 06.00 WIB hingga 10.00 WIB,” jelas Kepala Desa Karungan, Joko Sunarso, kepada Solopos.com, Sabtu (22/5/2021).
Beberapa kuliner tradisional yang bisa dinikmati di Pasar Bahulak antara lain sega ketingan, sega loyang, wedang gemblung, pecel gendar, plencing, dan lain-lain. Namun, kuliner yang cukup digemari di Pasar Bahulak adalah wedang gemblung.
Baca Juga: Dirancang Arsitek Lulusan Jerman, Theatrical Lighting Kampus Al Azhar Bikin Bupati Sragen Takjub
Wedang gemblung itu terbuat dari ramuan susu, jahe, lombok. Sementara sega ketingan itu isinya nasi, gudangan, gereh bakar dan irisan telur. “Khusus pada Ramadan lalu, Pasar Bahulak dibuka setiap Sabtu dan Minggu sore. Mulai pukul 16.00 WIB hingga selesai,” papar Joko.