SOLOPOS.COM - PARTISIPASI MASYARAKAT PEMILU

Solopos.com, WONOGIRI — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Wonogiri menarget tingkat partisipasi pemilihan umum (Pemilu) 2024 mencapai 80 persen. Persentase itu dinilai rasional menyusul pendataan administrasi kependudukan (Adminduk) di Kabupaten Wonogiri semakin baik.

Ketua KPU Wonogiri, Toto Sihsetyo Adi, mengatakan, keberadaan aplikasi Telunjuk Sakti milik Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Wonogiri telah membantu memastikan kevalidan data calon pemilih. Aplikasi tersebut dapat dengan mudah melacak data kematian dan kependudukan ganda menjelang Pemilu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dengan begitu, otomatis dapat meningkatkan persentase partisipasi,” katanya saat ditemui wartawan, Selasa (14/6/2022).

Tingkat partisipasi pemilih saat Pemilu 2019 dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 telah menunjukkan tren positif. Angka partisipasi di Wonogiri naik dari 69 persen ke 73 persen.

Angka itu belum mencapai target tingkat partisipasi di tingkat nasional, yaitu 77 persen. Banyaknya kaum boro masih menjadi pekerjaan rumah (PR). Nantinya, KPU Wonogiri menyiapkan strategi khusus guna menyikapi hal tersebut.

Baca Juga: Desain Pemilu 2024 Meniscayakan Berkompetisi Sekaligus Berkoalisi

“Kami akan fokus ke para perantau juga. Selain didukung data yang semakin bagus, treatment kepada perantau juga akan dilakukan. Sudah kami rancang tapi belum bisa kami sebut,” katanya.

Kepala Disdukcapil Wonogiri, Sungkono, membenarkan aktivasi Telunjuk Sakti sejak 2019 turut membantu pemutakhiran data pemilih. Tak hanya Telunjuk Sakti, aplikasi Ayo segera kirim akta kematian (Ayo Sekak) juga memperkuat kualitas data kependudukan.

Selain aplikasi, Disdukcapil juga menjemput bola melalui loket di kantor desa hingga kecamatan. Hal itu guna menguji validitas data. Saat sekarang, warga dapat mengurus adminitrasi kependudukan dari dekat rumah.

Baca Juga: HASIL PEMILU WONOGIRI : Inilah Nama 45 Caleg DPRD Wonogiri

“Hampir semuanya pakai Telunjuk Sakti. Mulai dari loket desa 77 persen, android sudah 8 persen, dan di Kantor Kecamatan 10 persen. Yang datang langsung itu hanya 5 persen, itu pun kebanyakan hanya konsultasi,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (16/6/2022).

Sungkono mengakui belum semua warga memanfaatkan Telunjuk Sakti dan bersedia mengurus data kependudukan. Hal itu terutama terkait dengan kematian warga.

“Yang meninggal harus segera dilaporkan. Itu dapat meningkatkan kualitas data. Kalau sudah begitu, data pemilih di KPU juga akan valid. Berdasar pengalaman di Pemilu kemarin, masih ada data kematian yang tidak tercatat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya