Solopos.com, WONOGIRI -- Partisipasi pemilih saat pilkada di Wonogiri tercatat tidak pernah lebih dari 70 persen. Hal ini memunculkan kekhawatiran partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 semakin turun karena digelar di tengah wabah Covid-19.
Berdasarkan catatan Solopos.com, tiga kali pilkada Wonogiri dalam kondisi normal, partipasi pemilih tak pernah menyentuh angka 70 persen.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Sejak pilkada langsung kali pertama digelar, yakni 2005, partisipasi pemilih paling tinggi di angka 69 persen. Pada 2010 partisipasi pemilih turun menjadi 65,57 persen dan pada 2015 naik tipis menjadi 66,08 persen.
Pandemi Covid-19, Jemaah Pengajian di Colomadu Karanganyar Ini Sukses Ternak Kelinci
Jika dilihat dari seluruh agenda pemilihan 2004-2018, partisipasi pemilih di Wonogiri bisa tinggi saat Pileg dan Pilpres, yakni Pileg dan Pilpres 2004.
Partisipasi pemilih Pileg saat itu mencapai 80,71 persen, sedangkan Piplres tahap I 75,76 persen dan tahap II 74,79 persen. Sedangkan partisipasi pemilih pada agenda pemilihan terbaru, yakni Pemilu 2019, tercatat 73,21 persen.
Ratusan ribu pemilih di pilkada Wonogiri tak menggunakan hak pilih setiap agenda pemilihan akibat masalah yang sama, yakni perantau tak bersedia pulang memberikan suara.
Solopos Institute Luncurkan Program Literasi Keberagaman untuk Sekolah
Partisipasi Pemilih Mungkin Turun
Warga Baturetno, Wonogiri, Wiyono, memprediksi partisipasi pemilih pilkada Wonogiri 2020 akan turun dari partisipasi pemilih Pemilu 2019.
Dia menyebut dalam kondisi normal saja partisipasi pemilih tak terlalu tinggi. Apalagi pilkada digelar saat pandemi Covid-19.
Kendati pesimistis partisipasi pemilih bisa tinggi, tetapi lelaki yang mengaku mengikuti perkembangan konstelasi politik di Wonogiri itu menilai pilkada lebih baik tetap digelar 9 Desember 2020.
Tingkatkan Produktivitas, Tiki Bantu Akses Permodalan bagi Pelanggan
Hal itu supaya pasangan calon terpilih bisa segera dilantik sehingga bisa langsung fokus menangani Covid-19. “Partisipasi pemilih kemungkinan akan turun. Tapi itu menjadi konsekuensi karena pilkada digelar saat ada wabah Covid-19. Tidak sedikit pemilih yang mungkin khawatir tertular Covid-19 saat pemungutan suara nanti, sehingga tak ke TPS [tempat pemungutan suara],” kata Wiyono saat dihubungi Solopos.com, Rabu (23/9/2020).
Pemerhati politik di Wonogiri, Suyono, mengatakan Komisi Pemilihan Umum atau KPU harus bekerja lebih keras dibanding saat melaksanakan pemilihan pada tahun-tahun sebelumnya.
Ternyata Ini Rahasia Supaya Hasil Foto KTP Kamu Bagus
Mantan komisioner KPU Wonogiri tiga periode itu menyebut KPU butuh strategi khusus dalam menyosialisasikan pilkada agar partisipasi pemilih naik.
Dia menilai pilkada 2020 sudah tergolong baik jika dapat mencapai setidaknya sama dengan capaian partisipasi Pemilu 2019.
“Dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang banyak warga Wonogiri yang biasanya merantau kini ada di rumah. Sebenarnya ini kesempatan KPU untuk mendorong masyarakat menggunakan hak pilih. Kalau masih banyak yang merantau, KPU perlu menekankan agar keluarga di Wonogiri menginformasikan kepada keluarga ber-KTP Wonogiri agar pulang memberikan suaranya,” ucap Suyono.