SOLOPOS.COM - Tiga orang pegawai negeri sipil (PNS) perempuan di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mengenakan kebaya tanpa rambut disanggul, seusai mengikuti upacara apel pagi di halamanan Kantor Gubernuran Jl. Pahlawan,.Kota Semarang, Senin (16/2/2015). (JIBI/Solopos/Insetyonoto)

Partispasi kerja wanita dalam berkerja di lembaga pemerintahan dan angkatan kerja di Klaten masih minim.

Solopos.com, KLATEN — Angka partisipasi perempuan dalam bekerja di lembaga pemerintahan dan angkatan kerja perempuan di Kabupaten Klaten masih minim. Latar belakang pendidikan dan minimnya serapan tenaga kerja untuk perempuan membuat mereka masih terpinggirkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Permasalahan tersebut muncul dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Klaten kepada DPRD tahun 2014. Dari LKPJ itu, partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan masih 29,6 persen atau 7.159 orang dari total pekerja perempuan yang ada di Klaten sebanyak 24.195 orang.

Selain itu, partisipasi angkatan kerja perempuan di Klaten juga hanya 8,5 persen atau hanya 24.195 orang perempuan pekerja di Klaten. Sedangkan total angkatan kerja perempuan di Klaten yang berusia produktif ada 283.018 orang.

Menurut Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Klaten, Siti Aisyah Agustin, minimnya partisipasi perempuan di dunia kerja disebabkan mayoritas lowongan pekerjaan di sektor swasta mencari pekerja laki-laki. Berbeda dengan lowongan calon pegawai negeri sipil yang tidak membedakan antara perempuan dan laki-laki.

Selain itu, ia mneyebut faktor ekonomi dan pendidikan juga menjadi pengaruh minimnya partisipasi perempuan pekerja. “Keterbatasan perempuan bekerja dipengaruhi banyak faktor. Beberapa di antaranya ekonomi yang pas-pasan, pendidikan yang masih rendah, dan pernikahan dini,” katanya, Kamis (26/3/2015).

Sebenarnya, lanjut dia, keinginan para perempuan untuk bersekolah hampir sama dengan laki-laki. Tapi, kondisi ekonomi yang minim membuat mereka tidak bisa bersekolah tinggi. Sebab, dari data yang ia miliki, perempuan yang melek huruf pada 2014 untuk usia 15 tahun ke atas ada 504.979 orang atau mencapai 85,5 persen. Jumlah itu dari total anak perempuan di atas usia 15 tahun di Kabupaten Klaten yakni 590.701 orang.

Agustin juga menyebut pernikahan dini menjadi salah satu faktor penyebab minimnya perempuan bekerja karena kegiatannya terbatas. “Saat ini, pernikahan dini itu tidak hanya terjadi di desa. Di kota juga banyak terjadi pernikahan dini karena hamil duluan sehingga terpaksa menikah. Dalam hal ini, keluarga memiliki peran penting untuk memberikan pendidikan awal dan agama sehingga mereka bisa menjaga diri,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya