SOLOPOS.COM - Rhoma Irama (JIBI

Partai baru bentukan Rhoma Irama, Idaman dipandang akan menjadi partai gurem oleh pengamat politik.

Solopos.com, JAKARTA — Raja dangdut Rhoma Irama membentuk partai politik baru bernama Partai Idaman. Idaman sendiri singkatan dari Islam Damai dan Aman. Namun, seorang pengamat politik memandang Idaman hanya akan menjadi partai gurem.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Menurut pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Idil Akbar, Partai Idaman hanya mengandalkan kepopuleran Rhoma Irama. Bermula dari itu, Idil memprediksi pergerakan Idaman dalam dunia politik tidak akan begitu banyak sehingga cenderung menjadi partai gurem, yaitu partai yang tidak berkekuatan.

“Karena itu menurut saya, partai baru bentukan Rhoma Irama ini tidak akan terlalu banyak bisa berbicara dalam perpolitikan nasional jika hanya mengandalkan figuritas Rhoma sebagai magnet suara ataupun menjual ideologi agama sebagai jalan berpolitiknya,” ujar Idil sebagaimana dilansir Okezone, Minggu (12/7/2015).

“Karena paradigma publik Indonesia sudah menganggap parpol itu sama saja apapun ideologinya,” lanjut Idil.

Sementara itu, Rhoma Irama selaku penggagas Partai Idaman mengaku setelah mengikuti pelbagai organisasi, ia sadar ingin memberikan perubahan lewat perannya di dunia politik. Dari kesadarannya tersebut, Rhoma bersama rekan-rekannya membentuk Partai Idaman.

“Tanpa parpol, kita mau teriak-teriak di jalan meski dengan majelis taklim kita tidak bisa mengubah apa-apa untuk bangsa ini. Maka kami sepakat membentuk Partai Idaman, yang artinya Islam Damai dan Aman,” kata Rhoma saat deklarasi Partai Idaman di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, sebagaimana dilansir Liputan6, Sabtu (11/7/2015).

Selaku Ketua Umum Partai Idaman, ia mencitrakan partainya sebagai partai Islam. Melalui partai ini pula, Rhoma ingin menunjukkan Islam sebagai agama yang cinta damai.

“Di Indonesia bahkan di dunia, umat Islam tidak berani menegakkan kepalanya. Ayo tunjukkan bahwa Islam bukan teroris, Islam bukan rasis, Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Islam adalah toleran dalam pergaulan,” ujar Rhoma.

Namun begitu, Idil memandang, partai politik yang membawa ideologi agama tertentu cenderung tidak “menjual”. Terlepas dari pandangan awalnya mengenai Partai Idaman, ia memberi saran agar partai baru tersebut mampu menunjukkan perbedaan fundamental dengan partai politik lain di dalam mengelola dan mengejawantahkan kepentingan rakyat. Platform politik yang lebih jelas juga sangat diperlukan.

“Sehingga tak terkesan hanya sekadar meramaikan perpolitikan nasional. Saya kira juga terlalu jauh jenjang perbandingan partai baru ini dengan partai yang sudah lebih dahulu mapan. Karena itu, jika mau jadi Partai Idaman maka bagaimana caranya partai ini bisa membuat dirinya menjadi idaman rakyat Indonesia,” jelas Idil.

Pantauan Solopos.com pada media sosial Twitter, Sabtu petang, kemunculan Partai Gurem ini sempat menjadi perbincangan menarik di antara sebagian pengakses Internet (netizen) hingga berada di posisi trending topic.

“Duh bang haji oma bikin partai IDAMAN, mustinya pakai nama partai terlalu biar enak brandingnya,” tulis @JukiHoki.

“Semoga ae gk idaman para koruptor, iso bubrah,” sahut @IkePurwono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya