SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemilihan umum kepala daerah (JIBI/Harian Jogja/Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Kalangan partai politik (parpol) dinilai masih kurang mengambil peran dalam proses pendidikan politik kepada masyarakat Solo kaitannya dengan perhelatan Pilkada Solo 2020.

Kritik itu dilontarkan pegiat Forum Muda Visioner, Guntur Wahyu Nugroho di status Facebook pribadinya yang diunggah Kamis (17/10/2019) pukul 19.12 WIB. Dia menulis; "Partai Politik di Solo Itu Cuma Ada 2; PDIP dan PSI. Yang lain Cuma Pemanis".

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Parpol punya peran dalam pendidikan politik masyarakat. Terkait kepemimpinan Solo idealnya parpol berani memunculkan kadernya untuk ditawarkan kepada masyarakat, beserta ide menjawab permasalahan kota,” ujar dia, Jumat (18/10/2019).

Guntur berharap ada ide-ide segar yang dimunculkan kalangan politikus parpol terkait konsep pembangunan Solo ke depan. Bukan untuk menilai baik atau buruknya ide itu, tapi untuk memantik munculnya ruang-ruang diskusi masyarakat.

Dia menambahkan Ddengan adanya dialektika ihwal konsep pengembangan Solo ke depan, masyarakat akan mendapatkan pendidikan politik yang dibutuhkan. Pada akhirnya, masyarakat punya perspektif untuk menentukan siapa cawali-cawawali terbaik.

“Saya paham parpol punya strategi politiknya masing-masing. Tapi alangkah eloknya kalau proses yang sedang berjalan ini diisi dengan munculnya ide-ide segar tentang konsep membangun dan memajukan Kota Solo ke depan,” imbuh Guntur.

Dinamika politik Pilkada Solo 2020 beberapa bulan terakhir memang didominasi pergerakan di internal PDIP dan PSI. Dinamika terkait penjaringan cawali-cawawali di partai berlambang kepala banteng moncong putih.

Struktural PDIP Solo mulai dari anak ranting, ranting, PAC hingga DPC satu suara mengusung duet Achmad Purnomo-Teguh Prakosa. Dinamika kian menarik seiring langkah Gibran Rakabuming Raka yang mendaftar menjadi anggota PDIP Solo.

Apalagi Gibran bermaksud mendaftarkan dir sebagai cawali Solo dengan mendatangi Kantor DPC PDIP Solo di Brengosan. Tapi dia gagal mendapatkan formulir pendaftaran lantaran tak ada satu pun panitia penjaringan dan struktur DPC saat itu.

Dinamika itu ditangkap para politikus muda PSI yang memang mendukung Gibran maju Pilkada Solo dengan terus mengampanyekan anak sulung Presiden Jokowi itu. Bahkan sempat ada gerakan menggalang dukungan dari jalur perseorangan.

Dalam proses itu sejumlah parpol di Solo masih berkutat dengan tahapan internal mereka seperti membentuk tim khusus pilkada, membuka pendaftaran cawali-cawawali, hingga menjaring aspirasi para kader ihwal sosok ideal cawali-cawawali.

Sekretaris DPD Partai Golkar Solo, Bandung Joko Suryono menyatakan selama ini pihaknya tetap menjalankan tahapan pilkada. Salah satunya telah membentuk tim khusus pilkada yang bertugas melakukan lobi-lobi politik yang dipandang perlu.

Tapi diakui dia belum ada progres signifikan terkait proses yang dijalankan. Bahkan dia menyebut terjadi stagnasi politik.

“Masih stagnasi ini. Kami masih mengkalkulasi strategi dan pendekatan politik yang akan dilakukan partai,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya