SOLOPOS.COM - Rancangan gedung parkir Kota Barat (JIBI/Solopos/Dok)

Parkir Solo, Gedung parkir direncanakan akan ramah lingkungan

Solopos.com, SOLO–Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo membeberkan konsep pradesain pembangunan gedung parkir di Kota Barat dan Sriwedari. Konsep parkir vertikal empat lantai di dua lokasi tersebut bakal dibuat ramah lingkungan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Konsultan pradesain gedung parkir Kota Barat dan Sriwedari dari CV Integrita Engineering Karanganyar, Gema Fajar, mengutarakan prinsip pembangunan kedua gedung parkir tidak mengubah fungsi sosial dan ekonomi lingkungan sekitar.

“Konsep kami green building. Pohon sebisa mungkin tidak ada yang ditebang. Bangunan fleksibel mengikuti keberadaan pohon di sana yang ukurannya rata-rata cukup besar. Sedangkan deretan kios atau lapak pedagang sekitarnya akan kami manfaatkan sebagai pagar bangunan,” terangnya ketika membeberkan konsep pradesain gedung parkir di Kantor Dishubkominfo Kota Solo, Rabu (30/9/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Gema menjelaskan pembangunan gedung juga bakal propenghijauan yang selama ini digaungkan pemerintah. “Kalau konsep utuhnya tetap bangunan geometris. Tidak dibuat nyeleneh. Bagian muka akan kami berikan railing yang motifnya batik atau yang lain. Ini nantinya bisa dimanfaatkan sebagai tempat mengembangkan tanaman merambat. Atap juga dibuat tidak gersang,” bebernya.

Menurut Gema, konsep bangunan parkir vertikal hijau tersebut diadaptasi dari gedung parkir di Bandara Ngurah Rai Bali dan Park ‘N’ Play Parking Garage di Kopenhagen, Denmark. “Bali dan Kopenhagen sudah lebih dulu menerapkan konsep parkir hijau,” ujarnya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perparkiran Dishubkominfo Kota Solo, M. Usman, menambahkan saat ini pihaknya sedang menggodok sistem parkir vertikal tersebut apakah menggunakan sistem konvensional atau otomatis.

“Konsepnya seperti yang dijelaskan konsultan tadi. Tinggal menerapkan sistemnya lebih pas yang konvensional atau otomatis seperti di RSCM Jakarta,” katanya.

Usman mengemukakan ide pembangunan gedung parkir ramah lingkungan dibuat dengan pertimbangan kepentingan masyarakat. “Kami mencoba mengakomodasi kepentingan dan harapan masyarakat,” jelasnya.

Menurut Usman, konsep pembangunan tidak sekadar dibuat ramah lingkungan namun juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan jangka panjang. “Konsepnya kami buat jangka panjang. Nantinya kalau sistem transportasi publik sudah matang sekitar 20-30 tahun lagi, bangunan gedung parkir masih bisa dimanfaatkan sebagai tempat usaha seperti PGS, Pasar Klewer, atau tempat menampung UKM,” urainya.

Sementara itu, anggota staf Perencanaan Luar Dinas Tata Ruang dan Kota (DTRK) Solo, Iswan Fitra Dias, memberikan catatan khusus kepada konsultan proyek untuk memertimbangkan kembali wacana pembangunan gedung parkir di bawah Lapangan Kota Barat.

“Kalau ingin mengejar parkir di bawah lapangan, harus dipertimbangkan tebal tanah ideal untuk rumput alami itu seberapa. Jalur penyiraman harus diperhatikan. Selain itu ada kemungkinan  rawan genangan harus dipertimbangkan. Pembuatan ruang di bawah rumput alami itu gampang-gampang susah,” katanya.

Iswan juga menyarankan Dishubkominfo memperjelas konsep ramah lingkungan agar realisasinya tidak sebatas kemasan.

“Green building itu faktornya banyak sekali. Harus detail sampai pencahayaan alaminya, sistem resapan air, sampai tata vegetasinya harus tepat. Konsep hijau harus dipaparkan lebih gamblang. Soal sistem parkir mau dibuat manual atau otomatis juga harus disiapkan sejak awal karena detail gedung sangat berpengaruh,” sarannya.

Perwakilan masyarakat yang diwakili Mayor Haristanto, menilai pembangunan gedung parkir di Kota Barat dan Sriwedari tidak sejalan dengan visi dan misi yang selama ini digaungkan Dishubkominfo Solo.

“Selama ini slogannya move people not car. Dengan adanya gedung parkir ini bukannya malah merangsang orang untuk naik mobil dan tidak memanfaatkan transportasi publik,” tanyanya.

Sementara itu, Kepala Dishubkominfo Kota Solo, Yosca Herman Soedrajat, mengapresiasi usulan berbagai pihak kepada institusinya. “Gedung parkir ini kami buat sebagai solusi untuk kebijakan penghapusan parkir di jalan utama Kota Solo. Usulan berbagai pihak ini cukup bagus dan akan kami gunakan sebagai masukan untuk mematangkan konsep,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya