SOLOPOS.COM - Ilustrasi penumpang pesawat menuju Bali (Ibda Fikrina Abda/JIBI/Solopos)

Pariwisata Soloraya, mampu mendatangkan wisatawan 3,5 juta orang pada 2025 bukan menjadi hal mustahil, karena wilayah Soloraya dinilai sangat strategis.

Solopos.com, SOLO--Soloraya ditargetkan mampu mendatangkan 3,5 juta wisatawan pada 2025. Hal tersebut dinilai bukan hal yang mustahil mengingat lokasi Soloraya yang strategis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelaksana tugas President Director Angkasa Pura (AP) I, Polana B. Pramesti, menyampaikan kunjungan tersebut diharapkan sebanyak 3 juta merupakan wisatawan nusantara (wisnus) dan 500.000 orang merupakan wisatawan mancanegara (wisman).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut dia, Bandara Adi Soemarmo memiliki potensi untuk menghadirkan lebih banyak wisatawan. Hal ini karena bandara ini memiliki runway 2.600 m2 dengan 12 parking stan yang mampu menampung pesawat wide body sehingga mampu digunakan untuk rute internasional, seperti ke Australia, Korea, Tiongkok, dan Thailand.

Marketing dan Business Development Director AP I, Moch. Asrori, mengatakan hingga saat ini jumlah wisman terus menurun, yakni dari 23.800 orang pada 2011 menjadi 12.900 orang pada 2014. Dia mengatakan Malaysia, Singapura, dan Thailand merupakan negara penyumbang kunjungan terbanyak di bandara yang berlokasi di Ngemplak, Boyolali tersebut. Oleh karena itu, dia mengatakan butuh kerja keras bersama dengan stakeholder lain dan menanggalkan ego sektoral untuk mampu mencapai target tersebut.

“Target kunjungan wisatawan [3,5 juta] tersebut bukan hal yang mustahil meski kenaikan lebih dari 10 kali lipat dari capaian tahun lalu. Asalkan stakeholder dalam industri travel and tourism berkolaborasi meningkatkan availability, capability, dan quality. Selain itu, ego sentries dari masing-masing kabupaten/kota juga perlu ditanggalkan untuk mengembangkan Soloraya,” ungkapnya pada acara Collaborative Destination Development di Lorin Solo Hotel, Kamis (12/11/2015).

Dia mengatakan pariwisata bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Dia juga mengungkapkan Soloraya memiliki potensi yang besar karena berada di jalur yang strategis sehingga mudah menuju ke berbagai kota di Jawa.

Menurut dia, selain menginisiasi focus group discussion (FGD) untuk peningkatakan kunjungan wisatawan, AP I juga memberikan insentif berupa free landing fee, memberikan insentif kepada maskapai yang jumlah penumpangnya mengalami kenaikan dan pembukaan rute baru.

Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, mengatakan industri pariwisata itu boderless karena persaingan tidak lagi antardaerah tapi antarnegara. Ego sektoral harus ditinggalkan dan berupaya bersama untuk meramaikan Soloraya dengan melakukan promosi bersama dengan menggabungkan setiap potensi yang ada di masing-masing daerah.

Dia mengatakan ke depan, Solo bukan lagi merupakan leading city karena leading city nantinya adalah Soloraya dengan hinterland Purwodadi, Ngawi, Blora, Magetan, Pacitan, dan Salatiga.

Dia membeberkan beberapa kelemahan pariwisata di Solo, di antaranya Soloraya tidak di kenal di peta pariwisata internasional, stagnasi atraksi pariwisata, kebijakan pemda yang kurang mendukung pariwisata. Selain itu, komunikasi sinergisitas antarpemda lemah serta sumber daya manusia (SDM) masih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya