SOLOPOS.COM - Menteri Pariwisata Arief Yahya (JIBI/Solopos/Antara)

Pariwisata dioptimalkan dengan melakukan deregulasi.

Solopos.com, JAKARTA – Pemerintah optimistis deregulasi di bidang pariwisata bisa menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di tengah perlambatan ekonomi

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan sampai Agustus 2015 tercatat 6,3 juta kunjungan wisman atau sudah tercapai 103% melebihi target yang ditetapkan pada bulan itu 6,150 juta wisman.

“Proyeksi kita tahun ini adalah 10 juta, dan kita harapkan bisa tercapai, dan kita harapkan tahun depannya 12 juta akan lebih mudah bisa tercapai,” kata dia di Kantor Presiden Jakarta, Kamis (15/10/2015).

Tiga regulasi akan mendukung kunjungan wisman lebih mudah datang ke Indonesia. Di antaranya bebas visa kunjungan untuk 90 negara, kemudahan proses masuk kapal pesiar dan asas kabotase yakni aturan setiap kapal berbendera Indonesia.

Dengan kebijakan bebas visa diproyeksikan terjadi penambahan jumlah wisman hingga sejuta orang pertahun mulai tahun 2016 setara menyumbang devisa bagi negara sekitar US$1 miliar.

Diketahui perolehan devisa negara sektor pariwisata tahun 2013 US$9,4 miliar, kemudian tahun 2014 US$10 miliar dan diharapkan tahun 2016 US$12 miliar sehingga pertumbuhan per tahun sekitar US$1 miliar setelah penerapan BVK.

Menurut Arief, peningkatan BVK melalui menggunakan perahu pesiar atau yacht sebelumnya butuh proses tiga pekan masuk Indonesia. Sekarang telah diberlakukan aturan standar dunia yaitu Custom Immigration Wuarantine Port (CIQP)

“Diharapkan dengan berlakunya Perpres yang baru ini orang masuk ke Indonesia butuh waktu sehari saja, selanjutnya kita bisa tiga jam dan seperti benchmark di dunia ini hanya datang sekitar satu jam,” jelas dia.

Dari aturan baru ini diproyeksikan Indonesia didatangi 3000 yacht tahun depan yang bisa berkontribusi setara Rp3 triliun karena spending rata-rata satu yacht Rp1 miliar dengan kurs Rp10.000 per US dolar.

Di tahun 2019 diharapkan ada 5.000 yacht yang masuk indonesia, dengan proyeksi devisa RI US$5.000 juta.

Terkait dengan asas kabotase yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan, intinya kapal pesiar yang beroperasi di Indonesia harus berbendera Indonesia.

Kapal pesiar yang datang ke Indonesia boleh menaikturunkan penumpang di lima pelabuhan yakni Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Benoa dan Makasar.

“Keuntungan untuk Indonesia adalah kalau orang Indonesia ingin melakukan cruising tidak perlu lagi ke Singapura. Jadi membuang-buang uang. Cukup di lima pelabuhan besar kita,” ujar Menpar.

Kedua, kalau ada wisman ingin menggunakan cruise di Indonesia tinggal mengambil penerbangan di suatu lokasi ke suatu tempat dan dilanjutkan dengan cruise. Misalkan kalau dia di Kualanamu tinggal pindah ke Belawan, dari Belawan bisa menikmati Indonesia. Atau kalau dari Tanjung Priok dan sebagainya.

Untuk diketahui, tahun 2014 hanya 400 cruise yang datang. Kalau 1.000 cruise yang datang ke Indonesia, pendapatannya bisa sekitar US$300 juta.

“Jadi dari tiga kebijakan atau deregulasi yang berkaitan dengan pariwisata kita harapkan ada penambahan devisa sektar US$1,8 miliar,” tutur Arief.

Dari sektor pengembangan destinasi, Kemenpar mengembangkan 10 destinasi yakni Borobudur, Mandalika (NTB), Labuan bajo (NTT), Bromo-Tengger-Semeru (Jatim), Kepulauan Seribu (Jakarta), Toba (Sumut), Wakatobi (Sultra), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Malut), dan Tanjung Klayang (Belitung).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya