SOLOPOS.COM - Candi Siwa Selesai Dipugar (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Terpilihnya Sleman sebagai pilot project pembangunan pariwisata berkelanjutan menjadi modal penting untuk meningkatkan pariwisata Sleman

Harianjogja.com, SLEMAN– Kabupaten Sleman ditunjuk sebagai Pilot Project Suistainable Tourism Development (STD) atau pembangunan pariwisata berkelanjutan. Penunjukan tersebut tidak lepas dari potensi wisata di Sleman yang sangat beragam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi Sudarningsih mengatakan, terpilihnya Sleman sebagai pilot project pembangunan pariwisata berkelanjutan menjadi modal penting untuk meningkatkan pariwisata Sleman. Apalagi, katanya, sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan di Sleman. Pemkab, katanya, akan mengelola berbagai potensi kepariwisataan.

“Penunjukan STD ini tidak lepas dari potensi wisata yang beragam di Sleman. Untuk itu, seluruh jajaran stakeholder sektor pariwisata harus bersama-sama menyamakan persepsi dan pemahaman tentang pembangunan pariwisata berkelanjutan ini,” kata Sudarningsih saat menerima Tim dari Global Sustainable Tourism Council (GSTC) dan Kementerian Pariwisata RI di Desa Wisata Pulesari, Turi, Senin (25/7/2016).

Dia menjelaskan, destinasi wisata di Sleman cukup banyak menyedot perhatian para wisatawan. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah wisatawan baik mancanegara maupun domestik ke Sleman, terus meningkat. Pada 2013, jumlah wisatawan mancanegara maupun domestik mencapai 3.6 juta jiwa. Angka tersebut naik menjadi 4.1 juta jiwa (2014) dan 4,9 juta jiwa (2015). Sementara, kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD (pendapatan asli daerah) terus meningkat. Pada 2014, sektor pariwisata menyumbang 15,21% PAD Sleman. Jumlahnya meningkat menjadi 16,32% (2015).

Berkembangnya sektor pariwisata didukung oleh berbagai objek dan daya tarik wisata. Tercatat, Sleman memiliki 99 objek yang menjadi daya tarik wisata. Mulai wisata alam, wisata candi, wisata museum, wisata agro, wisata pendidikan, wisata monumen, wisata kuliner dan wisata sejarah. Kondisi tersebut juga ditunjang oleh keberadaan usaha sarana wisata. Pemkab mencatat, jumlah hotel bintang dan hotel melati sebanyak 183 hotel, jasa kuliner sebanyak 73 restoran dan 251 rumah makan serta 152 hiburan umum.

Pemkab juga terus mengembangkan keberadaan Desa wisata. Saat ini, terdapat 38 desa wisata yang dipadukan dengan program kegiatan bidang lain seperti pertanian, perikanan, perindustrian dan lingkungan. “Ini yang menjadi daya tarik bagi wisatawan dapat ikut mempelajari berbagai hal yang telah menjadi budaya masyarakat serta kearifan lokal setempat,” katanya.

Sementara Ketua Tim GSTC Guy Chaster mengatakan, selain Sleman, dua kabupaten lainnya yang mendapatkan program pembangunan pariwisata berkelanjutan, yakni, Lombok Barat dan Kabupataen Pangandaran. “Bidang pariwisata bila dikelola dengan baik akan mampu mengentaskan kemiskinan. Kami ingin, program ini dapat dikekola dengan baik dengan memperhatikan berbagai aspek yang terkait dengan pariwisata,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya