SOLOPOS.COM - Ilustrasi hotel (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Dalam membangun hotel dan membuat destinasi pariwisata, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan investor wajib melihat potensi alam yang ada, serta prospek jauh ke depan.

Melihat kondisi Indonesia saat ini, tidak mudah membuat destinasi yang berbasis create event. Ada beberapa infrastruktur dan venue yang dahulu dibangun untuk acara PON dan Asian Games yang belum diketahui keberlanjutan aktivitasnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini yang wajib dihindari dalam membangun destinasi super prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengatakan keberlanjutan acara menjadi tantangan tersendiri dalam dunia pariwisata.

Baca Juga: Jelang Ramadan, PHRI Solo Ketir-Ketir Okupansi Hotel Terjun Bebas

“Kita harus ingat bagaimana pun destinasi-destinasi yang dibuat tujuannya adalah mendatangkan event, ini selalu permasalahan kita adalah kontinuitas event,” kata Maulana, Minggu (13/3/2022).

Dari segi penginapan, Maulana menjelaskan hotel tidak dapat bergantung pada acara besar saja dan wisatawan mancanegara (wisman) saja. Berkaca dari pandemi ini, jangan sampai kehidupan pariwisata terpuruk karena mengandalkan wisman.

Dia yakin bahwa setiap hotel memiliki inovasi dan kreativitas sendiri dalam mendatangkan tamu, tetapi perlu adanya bantuan dari berbagai pihak seperti pemerintah daerah. Setiap hotel pun memiliki calendar of event (COE) masing-masing, namun tidak sebesar yang dibuat pemerintah.

“Hotel pasti punya COE, tapi tidak bisa mengandalkan hanya hotel, butuh bantuan pemerintah,” lanjutnya. Maulana melihat Pemda setempat harus turut melakukan pemasaran untuk meningkatkan traffic.

Baca Juga: PHRI Optimistis Okupansi Hotel Soloraya Membaik, Ini Faktornya

Dia menjelaskan, hotel dan restoran di setiap ibu kota provinsi menjadi penyumbang terbesar pendapatan lebih dari Rp1 triliun. Jika ada destinasi wisata yang hanya mengandalkan acara tahunan atau momen tertentu, para pelaku usaha tidak dapat menopang terus menerus usahanya. Menurutnya, Pemda dapat ambil bagian dalam rangka promosi menggunakan biaya yang telah dipungut.

“Pajak yang dipungut dari pengunjung, itu juga harus di-spending biaya promosi, jadi jangan semua biayanya dibebankan ke pelaku,” pungkas Maulana.

Semua pihak baik pemerintah dan pelaku wajib terlibat untuk menaikkan traffic wisata. Maulana mengambil contoh Mandalika yang menjadi sport tourism dengan adanya sirkuit berkelas internasional.

Lebih lanjut, Maulana mengatakan masih banyak yang harus ditingkatkan dari Mandalika terutama akomodasi. Belum banyak hotel yang dibangun pada lokasi tersebut padahal sudah mulai acara internasional yang digelar, sehingga terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan permintaan.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: PHRI Beberkan Tantangan Pariwisata Agar Bisa Berkelanjutan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya