Paripurna DPRD Medan ricuh

Medan--Rapat paripurna pemberhentian Ketua DPRD Medan, Deni Ilham Panggabean dari Partai Demokrat, berakhir ricuh, Senin (28/6/2010) siang. Keributan terjadi setelah Deni ngotot meminta pimpinan dewan terlebih dahulu memperlihatkan surat tembusan dari Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Syamsul Arifin dan Partai Demokrat terkait pemberhentian dirinya sebagai Ketua DPRD Medan.

“Rapat ini tidak layak dibuka sebelum saya melihat surat resmi dari Gubernur Sumatera Utara dan DPP Partai Demokrat tentang keputusan pemberhentian diri saya,” kata Deni lantang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sikap Deni sempat membuat anggota DPRD Medan yang hadir dalam ruang rapat paripurna menjadi berang. Anggota dewan menyatakan kepada pimpinan sidang untuk tidak menggubris sikap Deni.

Selain di dalam ruang rapat paripurna, kericuhan juga terjadi di luar gedung DPRD Medan. Puluhan massa Partai Demokrat pro Deni, sempat memaksa masuk ke dalam ruang paripurna.

Namun upaya tersebut digagalkan aparat kepolisian yang telah bersiaga. Salah seorang anggota DPRD Medan, Godfried L. Lubis mengatakan, selayaknya pergantian Deni dilakukan dengan cara pendekatan.

“Setidaknya menghormati status ketua DPRD Medan yang masih melekat pada Deni Ilham. Hingga saat ini belum ada surat dari Gubernur Sumatera Utara tentang pemberhentian Deni,” kata Lubis.

Rapat paripurna pemberhentian Deni hari ini berdasarkan agenda Rapat Badan Musyawarah (Banmus) dengan merujuk adanya surat keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat yang berisi tentang pemberhentian Deni Ilhan sebagai Ketua DPRD Medan dan digantikan oleh Amiruddin yang juga dari Partai Demokrat.

Deni Ilham dilengserkan setelah menyalahi aturan partai Demokrat saat mengikuti bursa pencalonan Walikota Medan yang lalu. Selain itu Deni dinilai melakukan sejumlah kesalahan sebagai Ketua Dewan hingga anggota dewan lainnya menggulingkan Deni dengan menggelar rapat paripurna.

dtc/isw